REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Bom bunuh diri yang terjadi di sebuah taman di Lahore, Ahad (27/3), telah membunuh 65 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Aksi tersebut diduga dilakukan dengan menargetkan warga Pakistan yang beragama Kristen.
Ledakan terjadi di area parkir Taman Gulshan-e-Iqbal dekat dengan ayunan anak-anak. Taman ini merupakan area populer bagi komunitas Kristen Lahore yang sedang berada di sana merayakan Paskah.
Saksi mata mengatakan melihat anggota tubuh bertebaran di tempat parkir setelah debu ledakan surut. "Waktu ledakan terjadi api sangat besar sampai menyentuh pohon dan saya lihat tubuh beterbangan," kata Hasan Imran, warga yang sedang berjalan-jalan di taman itu.
Kepala kepolisian Mustansar Feroz mengkonfirmasi korban terbanyak adalah wanita dan anak-anak. Taliban sudah mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
Juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan mengatakan target bom adalah masyarakat Kriten di sana. "Kami ingin mengirim pesan ke PM Nawaz Sharif kalau kami sudah masuk ke Lahore."
Katanya lagi, perdana menteri bisa melakukan apapun yang diinginkan untuk menghentikan mereka. "Bom bunuh diri kami akan melanjutkan serangan," katanya.
Sejumlah pemberontak yang mengatasnamakan Islam di Pakistan sudah lama menargetkan umat Kristen dan agama minoritas lain selama berpuluh tahun. Banyak warga Kristiani yang menyalahkan pemerintah karena tidak melakukan langkah berarti untuk melindungi mereka. Pemerintah disebut cepat mengucap belasungkawa setelah serangan, tapi lamban mengambil langkah konkret untuk meningkatkan keamanan, dikutip Reuters.