Senin 28 Mar 2016 14:51 WIB

Jepang Buka Pangkalan Radar Dekat Pulau Sengketa

 Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.
Foto: AP
Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.

REPUBLIKA.CO.ID, YONAGUNI -- Jepang mengaktifkan pangkalan radar di Laut Cina Selatan, Senin (28/3). Pangkalan itu adalah sebuah pos pengumpulan intelijen permanen yang dekat dengan Taiwan dan sejumlah pulau yang disengketakan oleh Jepang dan Cina.

Pangkalan Pasukan Pertahanan yang baru di pulau Yonaguni berlokasi di kepulauan Jepang di Laut Cina Timur, sekitar 150 kilometer ke arah selatan pulau yang disengketakan, yang disebut dengan kepulauan Senkaku di Jepang dan disebut dengan Diaoyu di Cina.

Cina telah memicu kekhawatiran dari para negara tetangganya dan beberapa negara Barat dengan klaimnya yang tegas terhadap sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan dimana Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei Darussalam juga memiliki klaim serupa. Jepang telah lama terlibat dalam perselisihan teritorial dengan Cina atas pulau-pulau yang ada di Laut Cina Timur.

"Hingga kemarin, tidak ada unit pemantauan pantai di sebelah timur pulau Okinawa. Itu adalah kekosongan yang harus kami isi," ujar Daigo Shiomitsu, seorang Letnan Kolonel dari armada darat Pasukan Pertahanan Jepang yang mengkomandoi pangkalan baru di Yonaguni.

"Itu berarti kami dapat terus memantau wilayah yang mengelilingi Jepang dan menanggapi segala situasi," dia menambahkan.

Shiomitsu pada Senin menghadiri sebuah upacara di pangkalan dengan 160 anggota militer dan sekitar 50 orang petinggi.

Pembangunan beberapa bangunan, yang memiliki ciri dinding putih dan atap berwarna merah khas Okinawa, masih belum diselesaikan. Pulau seluas 30 kilometer persegi itu merupakan tempat tinggal bagi sekitar 1.500 orang, yang sebagian besar berternak dan menanam tebu. Kontingen dan anggota keluarga dari pihak Pasukan Pertahanan akan menambah jumlah penduduk sebesar seperlimanya.

"Pangkalan radar ini akan mengganggu pihak Cina," ujar Nozomu Yoshitomi, seorang dosendi Universitas Nihon dan seorang mayor jenderal (purn) dari Pasukan Pertahanan Jepang.

Selain sebagai pos pemantauan, fasilitas tersebut dapat digunakan untuk markas bagi sejumlah operasi militer di wilayah itu.

 

Baca: Sejarah Hari Ini: Kecelakaan Nuklir Paling Serius dalam Sejarah AS

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement