Selasa 29 Mar 2016 05:31 WIB

Ini Kata Mark Zuckerberg Soal Berbagai Teror Bom

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg saat membuka acara Internet.org di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (13/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg saat membuka acara Internet.org di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (13/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah aksi teror yang terjadi di belahan dunia beberapa waktu belakangan ini juga menyita perhatian pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Mark menilai sejumlah aksi ini merupakan gelombang baru yang dirancang untuk menyebarkan ketakutan dan ketidakpercayaan.

Dalam sebuah unggahan di halaman media sosialnya, pria 31 tahun itu menilai serangan teror yang terjadi mulai di Turki, Belgia hingga Pakistan tidak lain dimaksudkan untuk menyebarluaskan ketakutan dan kecurigaan.

"Setiap serangan ini berbeda, tetapi semua memiliki benang merah, mereka melakukan dengan tujuan itu dan memecah anggota komunitas satu sama lain," kata Mark seperti dilansir Independent.co.uk pada Senin (28/3).

Karena itulah, sudah semestinya semua masyarakat menolak kekerasan ini dengan pemahaman dan empati. Ia mempercayai satu-satunya cara melawan mereka yang berusaha untuk memecah belah yakni menciptakan sebuah dunia di mana pemahaman dan empati dapat menyebar lebih cepat daripada kebencian.

"Di mana setiap orang di setiap negara merasa terhubung dan dirawat dan dicintai. Dunia seperti itulah yang harus dibangun bersama-sama," katanya.

Menurutnya,  Facebook juga berada di bawah pengawasan setelah fitur keselamatan sengaja disiagakan untuk penggunanya jika terjadi serangan teror.

Namun, untuk kejadian bom bunuh diri yang terjadi di Lahore di Pakistan Ahad (27/3) lalu, justru menjangkau ratusan mil dari Pakistan, bahkan sampai  Inggris dan AS juga menerima pesan.

"Kami telah aktifkan Keselamatan Periksa di Lahore. tapi kami meminta maaf kepada siapa saja yang keliru menerima pemberitahuan di luar Pakistan dan kami akan bekerja untuk menyelesaikan masalah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement