Selasa 29 Mar 2016 12:23 WIB

Cina Bangun Kawasan Industri Produk Halal

Produk Halal (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Asosiasi Islam Cina (China Islamic Association/CIA) mengungkapkan Pemerintah Cina akan membuka sejumlah kawasan industri, khusus memproduksi produk-produk halal untuk konsumsi domestik dan mancanegara.

"Beberapa area seperti daerah otonomi khusus Ningxia Hui, akan menjadi kawasan industri terbesar bagi kegiatan produksi, jual dan beli produk-produk halal," kata Wakil Presiden CIA Yang Zhibo, seperti dikutip media setempat di Beijing, Selasa (29/3).

Ia mengemukakan, jumlah Muslim di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,6 miliar orang, 20 juta berada di Cina, khususnya di wilayah barat laut. Terkait itu, CIA juga telah melakukan beberapa kerja sama dengan sejumlah negara Muslim terkait sertifikasi halal.

Kami juga mendorong pemerintah untuk membuat panduan bagi para eksportir produk-produk halal di Cina, sebelum memasuki pasar global, khususnya negara-negara Islam," ungkap Yang.

Ia mengemukakan masih banyak eksportir produk halal Cina yang belum memahami ketentuan halal secara khusus di setiap negara Islam. "Karena itu, kami terus melakukan kajian dan kerja sama mengenai hal tersebut," ungkap Yang.

Dia mengemukakan CIA juga berkeinginan menjadi lembaga pemikir bagi pemerintah untuk mengembangkan kerja sama Cina dengan sejumlah negara Islam di sepanjang Sabuk Ekonomi Jalur Sutra serta Satu Sabuk dan Satu Jalur (One Belt, One Road).

"Kami dapat memberikan layanan konsultasi kepada perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan bisnis di negara-negara Islam, sekaligus mendukung inisiatif Sabuk Ekonomi Jalur Sutra serta Satu Sabuk dan Satu Jalur (One Belt, One Road)," kata Yang.

Selain mengembangkan bisnis, para pengusaha tersebut juga dapat semakin memahami adat, budaya serta melakukan bisnis sesuai hukum Islam, di negara-negara tersebut. Kerja sama ekonomi yang dijalin antara pelaku bisnis Muslim Cina dengan pelaku bisnis di negara-negara muslim, kata Yang, dapat pula menjadi alat mempromosikan Islam sebagai agama perdamaian.

 

Baca: Fidel Castro Cemooh Kunjungan Obama ke Kuba

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement