Selasa 29 Mar 2016 14:36 WIB

Polri Cari Keberadaan 10 ABK Asal Indonesia yang Disandera Abu Sayyaf

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Teguh Firmansyah
Gerilyawan Abu Sayyaf.
Foto: historycommons.org
Gerilyawan Abu Sayyaf.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Ketut Untung Yoga mengatakan, petugas saat ini masih terus mencari keberadaan 10 ABK asal Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Koordinasi terus dilakukan dengan Kemenlu.

"Setelah mengetahui keberadaan mereka baru langkah-langkah akan dilakukan," ujar Untung, saat dihubungi, Selasa (29/3).

Menurut Untung, mencari dan melepaskan mereka dari kelompok Abu Sayyaf tidak dapat dilakukan sembarangan. Jika mereka berada di wilayah Filipina tentu koordinasi dengan otoritas setempat harus dilakukan.

Untung membenarkan,  kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan untuk melepaskan sandera. Hal tersebut berdasarkan pengakuan salah satu ABK. "Iya (ABK) ngirim surat ke Kemlu," kata Untung saat ditanya asal informasi terkait adanya permintaan tebusan.

Untung menjelaskan, mengenai informasi adanya kapal berbendera Indonesia yang dibajak dan 10 ABK yang disandera berasal dari laporan Senior Liaison Officer (SLO) Polri di Filipina. Untung menegaskan, pencarian terus dilakukan baik terhadap ABK maupun kapal.

Seperti diberitakan, dua kapal berbendera Indonesia yaitu kapal Tunda Brahma 12 dan Kapal Tongkang Anand 12 dibajak kelompok Abu Sayyaf. Kelompok tersebut juga menyandera 10 ABK yang merupakan WNI.

Kedua kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara. Saat dibajak, kedua kapal tersebut dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju Batangas, Filipina Selatan.

Baca juga, Kemenlu Konfirmasi Pembajakan Kapal Indonesia di Filipina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement