REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, Suriah telah menghabiskan dana hingga 200 miliar dolar Amerika Serikat akibat perang sipil. Ia mengatakan, akan bekerja sama dengan Rusia, Cina, dan Iran untuk membangun kembali Suriah.
Seperti dilansir United Press International pada Kamis (31/3), Assad baru-baru ini mengatakan kepada RIA Novosti, perekonomian akan kembali saat ketegangan mereda.
Namun, menurutnya, untuk membangun kembali negara memerlukan banyak waktu. Assad juga menyalahkan negara Barat yang datang untuk mendapatkan keuntungan dari pembangunan kembali Suriah.
"Benar-benar tak ada keraguan bahwa kami akan meminta bantuan negara-negara teman kami dulu. Kami menyambut pertama-tama, perusahaan-perusahaan dari tiga negara, terutama Rusia," ujar Assad.
Assad mengatakan, akan bekerja sama dengan Rusia untuk ratusan proyek-proyek infrastruktur di daerah yang berbeda. Assad juga memuji pasukannya yang berhasil merebut kembali kontrol terhadap Palmyra.
Ia menuduh Amerika Serikat tak serius dalam mengalahkan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menyalahkan jatuhnya Palmyra tahun lalu.
Perang Suriah telah dimulai sejak Maret 2011. Konflik ini telah merenggut nyawa hampir 250 ribu warga Suriah dan membuat jutaan lainnya mengungsi.
Baca juga,10 Faksi Utama Suriah yang Ingin Jatuhkan Assad.