Kamis 31 Mar 2016 16:25 WIB

Menteri Prancis Minta Maaf Samakan Muslimah dengan Budak

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Teguh Firmansyah
Dua Muslimah yang mengenakan cadar sedang belanja di pusat kota Paris, Prancis, beberapa waktu lalu.
Foto: ap
Dua Muslimah yang mengenakan cadar sedang belanja di pusat kota Paris, Prancis, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Hak-hak Wanita Prancis Laurence Rossigol telah meminta maaf atas pemilihan kata-katanya yang salah dan hanya berdasarkan pengamatan umum saja.

Dia menyatakan penyesalannya atas kata-katanya dan ia mengaku itu hanya kesalahan bahasa. Dia bersikeras menggunakan kata negro dalam konteks perbudakan.

Setelah membuat pernyataan dalam wawancara televisi Prancis , Rabu (30/3) kemarin, kini dia di menjadi target media sosial. Sebelumnya dia mengutuk penjual pakaian H&M dan Dolce and Gabbana yang merancang pakaian muslimah yang mempromosikan 'kurungan' bagi tubuh wanita.

Ia juga menyamakan penggunaan pakaian muslimah dengan perbudakan.   "Tentu saja ada wanita yang memilih, ada orang negro Amerika yang mendukung perbudakan," ujar dia dilansir Time.com.

Akibat pernyataannya tersebut, dia mendapat pestisi Change.com dan telah ditanda tangani lebih dari 15.800 tanda tangan sejak Kamis pagi (31/3).

Baca juga, Duh, Menteri Prancis Samakan Penggunaan Jilbab dengan Perbudakan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement