Sabtu 02 Apr 2016 15:56 WIB

NSS Ingatkan Ancaman Bahan Nuklir untuk Terorisme

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Achmad Syalaby
KTT Keamanan Nuklir
Foto: VOA
KTT Keamanan Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON D.C -- Konfrensi Tingkat Tingkat Keamanan Nuklir (NSS) 2016 di Washington D.C, Amerika Serikat resmi berakhir pada Jumat (1/4) sore. NSS kembali memperkuat komitmen setiap negara mengenai kerjasama keamanan dan keselamatan bahan nuklir. 

"Hampir semua pembicaraan setuju menjaga material nuklir supaya tidak jatuh ke tangan teroris," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan usai mengikuti NSS di Walter E. Washington Convention Center, Jumat (1/4) sore.

Pencegahan bahan nuklir jatuh ke tangan teroris menjadi isu penting dalam NSS. Kalla mengatakan terorisme nuklir menjadi ancaman serius seluruh negara. Dia mencontohkan teroris yang menggunakan bom paku saja sudah mampu menciptakan kekhawatiran dan ketakutan dunia. "Apalagi kalau yang digunakan teroris itu bahan nuklir berbahaya. Di situ intinya," ujar Kalla.

Kalla mengatakan, sebanyak 52 negara peserta NSS setuju saling bekerjasama membuat arsitektur dan protokol pengawasan nuklir bersama. Salah satunya dengan membentuk sistem informasi terpadu antarnegara mengenai produksi, pemanfaatan, dan pengiriman bahan nuklir.

Dia menjelaskan, kerja sama ini diharapkan meminimalisir penyalahgunaan bahan-bahan nuklir oleh para teroris. "Seperti mau diangkut kemana (bahan nuklirnya), jangan bilang mau diangkut kemana tapi dibawanya kemana," kata Kalla.

Kalla menambahkan seluruh negara produsen maupun pemanfaat bahan nuklir harus bertanggung jawab menjamin keselamatan dan keamanan dunia. "Rangkaian pengawasannya harus bagus dan harus satu protokol dan sistem," kata Kalla.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement