REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dokumen yang dinilai merupakan rahasia terbesar tentang keuangan orang super kaya dunia bocor ke publik. Dokumen itu mengungkap bagaimana sebuah perusahaan hukum luar negeri membantu klien mereka menyembunyikn uang di wilayah bebas pajak.
Disebut sebagai Panam Papers, 11 juta dokumen penting dari Mossack Fonseca menunjukkan bagaimana perusahaan yang berbasis di Panama menggunakan perusahaan terselubung untuk memberi keuntungan orang kaya dan berkuasa di dunia. Beberapa klien mereka melakukan pencucian uang serta menghindari sanksi dan pajak.
Dilansir dari the Independent, dokumen menunjuk keterkaitan 72 kepala negara atau mantan kepala negara termasuk perusahaan rahasia lepas pantai yang terkait dengan keluarga dan rekan dari mantan presiden Mesir Hosni Mubarak, Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan mantan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi.
Dua rekan terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin juga terkait dengan dugaan jaringan pencucian uang. Sedikitnya 1 triliun dolar AS diperkirakan telah disalurkan dari Bank Rossiya ke perusahaan luar negeri bernama Sandlewood yang diciptakan Mossack Fonseca. Bank Rossiya merupakan bank berkedudukan di St Petersburg dan dikepalai Yuri Kovalchuk, sekutu dekat Putin dan sasaran saksi AS setelah invasi Rusia di Crimea 2014.
Panama Papers bocor melalui surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung ke Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional yang menyebarkannya ke seluruh dunia.
Mossack Fonseca merespon kebocoran dokumen tersebut dengan mengatakan selama 40 tahun perusahaan itu beroperasi, perusahaannya tidak pernah dituduh ataupun dituntut karena keterkaitan dengan masalah kriminal.