Senin 04 Apr 2016 17:10 WIB

'Halal Expo' Menjawab Kebutuhan Produk dan Layanan Halal di Australia

Red:
Halal
Foto: muslimdaily
Halal

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Berdasarkan data statistik, dua persen dari jumlah penduduk Australia menganut agama Islam. Jumlahnya mungkin sedikit, tetapi menjadi bukti adanya kebutuhan untuk mendapatkan produk dan layanan bagi Muslim di Australia.

Acara yang diberi nama Halal Expo digelar di Melbourne Showgrounds, Ahad (3/04) kemarin. Dalam acara ini, sejumlah produser dan distributor ikut serta untuk memamerkan produk, makanan, dan layanan yang mereka tawarkan dan sesuai dengan anjuran Islam atau halal. Tapi tidak terbatas ditujukan bagi komunitas Islam.

"Menurut estimasi saya, ada sekitar 10 ribu orang yang hadir. Acara ini terbuka untuk semua orang dan tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan mempromosikan gaya hidup yang halal," ujar Syed Atiq Ul Hassan, penyelenggara Halal Expo.

Menurutnya lewat pameran ini diharapkan mereka yang belum paham soal halal untuk dapat mengetahui lebih banyak soal apa itu halal dan mengapa umat Islam lebih memilih makanan dan produk halal.  "Jadi acaranya ini sangat menguntungkan bagi mereka yang berkecimpung di dunia bisnis... para eksportir produk dan layanan halal. Acara ini memiliki peranan besar bagi perekonomian Australia."

Salah satu produser yang menawarkan produknya adalah Sidqie Djunaedi dan istrinya Zaynab Abdullatif.  Di bawah label Zed&Q, pasangan ini menawarkan beberapa hiasan dan kerajinan hingga produk fesyen.  "Istri saya yang mendesain produk kerajinan yang kemudian dikerjakan oleh pengerajin di Sydney, Melbourne, dan Perth. Sementara beberapa baju didapatkan dari Inggris, Malaysia, dan Indonesia," ujar Sidqie yang berasal dari Indonesia. 

Tidak hanya mencoba untuk mendukung pengerajin lokal Australia, sebagian hasil dari penjualan produk mereka juga disumbangkan untuk kegiatan sosial. 

Salah satunya adalah membantu anak-anak yatim piatu di Kamboja.  "Saya merasa ajang ini sangat bagus, benar-benar di luar dugaan kami. Sebagai acara pertama kalinya, saya rasa pihak penyelenggara telah melakukannya dengan baik," tambahnya kepada Erwin Renaldi.

Kebanyakan dari yang terlihat dalam pameran tersebut adalah produk fesyen, seperti kerudung, pakaian Muslimah, aksesoris, dan minyak wangi tanpa alkohol.

Ada pula beberapa jenis makanan dan minuman halal, dari supplier daging halal, kurma, serta minuman yang terbuat dari bahan-bahan yang dipercaya telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad. 

Sementara jenis jasa yang ditawarkan diantaranya adalah produk keuangan syariah, seperti investasi, pinjaman rumah, tabungan pensiun.  Tak ketinggalan ada pula jasa fotografi hingga jasa pencarian pasangan lewat internet.

Sejumlah hiburan dipentaskan di atas panggung, dengan menampilkan tarian dan musik dari berbagai ragam budaya, salah satunya adalah tarian Saman dari Aceh.

 

Sebuah insiden sempat terjadidi gerbang masuk Halal Expo. 

Pihak kepolisian Victoria mengatakan satu orang dilarikan ke rumah sakit, setelah adanya bentrokan antara kelompok anti-Islam Party for Freedom dan kelompok anti-rasisme, Antifa. "Kejadiannya cukup menengangkan. Terjadi pemukulan, saling dorong, dan berlangsung sekitar dua menit," ujar Erik Anderson, salah satu saksi mata.

"Perkiraan saya ada 20 orang dari kelompok anti-Islam dan 10 hingga 15 orang dari kelompok anti-rasis," ujarnya. "Seseorang terluka hingga mukanya berdarah, tapi saya tak tahu bagaimana bisa terjadi."

Pihak penyelenggara menyayangkan kejadian tersebut, karena kelompok yang bertikai bukanlah berasal dari komunitas Muslim. 

"Acara ini murni sebagai acara keluarga, untuk melihat produk-produk halal terbaru apa yang tersedia," kata Syed. 

"Justru lewat acara ini warga bisa saling mengenal satu sama lain, menciptakan harmoni," ujarnya yang mengaku jika acara Halal Expo telah mendapat dukungan dari Walikota Melbourne dan Menteri Perdagangan negara bagian Victoria.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement