REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Rusia, Amerika Serikat dan Prancis pada Selasa (5/4) bertemu di Wina untuk menggelar pembicaraan demi mengakhiri pertempuran yang kembali memanas di Nagorno-Karabakh.
Selama pembicaraan, kekerasan masih terus berlangsung, padahal dalam tiga hari pertempuran 46 orang telah tewas. Dilansir Aljazirah, pembicaraan pada Selasa akan mempertemukan Rusia, AS, dan Prancis dalam upaya mengakhiri konflik di bawah naungan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).
Rusia dan AS sebelumnya juga telah menyerukan pasukan Azerbaijan dan Armenia mengakhir pertempuran dan menahan diri. Tapi Turki mendukung Azerbaijan dan mengatakan wilayah sekutunya itu, Nagorno-Karabakh, akan kembali suatu hari nanti.
Nagorno-Karabakh merupakan 'negara' pegunungan yang berada di dalam wilayah Azerbaijan. Sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, wilayah yang didominasi etnis Armenia itu telah disengketakan.
Dalam laporan terbaru, Azerbaijan mengatakan 16 tentaranya tewas dan lainnya terluka dalam pertempuran melawan separatis di Nagorno-Karabakh dua hari terakhir. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pada Selasa, milisi Karabakh terus menembaki wilayahnya pada Senin malam.
"Armenia terus menembaki posisi tentara Azerbaijan dan sasaran sipil menggunakan senapan mesin kaliber besar dan mortir 120-milimeter," kata kementerian itu saat bentrokan memasuki hari keempat, seperti dilansir The Guardian.
Baca: Semua Hal yang Perlu Anda Tahu Soal Panama Papers