REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sedikitnya lima orang tentara Mesir, seorang pejabat militer, dan seorang warga sipil perempuan tewas serta 15 terluka setelah kendaraan lapis baja pengangkut personel meledak dalam dua peristiwa terpisah di Semenanjung Sinai, Mesir, Kamis (7/4), kata sumber pihak keamanan dan kesehatan.
Kelompok garis keras ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang dimuat beberapa laman. Beberapa bahan peledak ditimbun di pingggir jalan Rafah dan wilayah selatan Sheikh Zuwayed yang diledakkan dari jarak jauh begitu kendaraan lapis baja melintas, demikian kata sumber.
Juru bicara militer Mesir belum berhasil dimintai tanggapannya mengenai hal itu. Mesir sedang bertempur melawan pemberontak yang bergerak cepat setelah militer menjatuhkan Presiden Mohamed Mursi, seorang pemimpin Ikhwanul Muslim sebagai gerakan Islam tertua di Mesir, pada pertengahan 2013 menyusul protes massal atas pemerintahannya.
Pemberontakan, yang dilancarkan ISIS Cabang Mesir, di Provinsi Sinai menewaskan ratusan tentara dan polisi serta memulai serangan terhadap target-target Barat di negara tersebut.
Presiden Abdel Fattah Al Sisi, mantan komandan militer yang memimpin penggulingan Mursi, menjelaskan bahwa kelompok militan Islam terus melancarkan ancaman terhadap Mesir yang menjadi sekutu Amerika Serikat. ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah serta unjuk gigi di Libya yang berbatasan dengan Mesir.
Baca: Ledakan Bintang Terbesar Mungkin Berperan dalam Evolusi Bumi