Sabtu 09 Apr 2016 06:02 WIB

13 Warga Korut Membelot ke Korsel

Rep: C34/ Red: Achmad Syalaby
Ye Hae Su (kanan) dari Korea Utara memeluk kerabatnya dari Korea Utara dalam Pertemuan Reuni Keluarga yang Terpisah di resor Diamond Mountain di Korea Utara, Kamis, 22 Oktober 2015.
Foto: Korea Pool Photo via AP
Ye Hae Su (kanan) dari Korea Utara memeluk kerabatnya dari Korea Utara dalam Pertemuan Reuni Keluarga yang Terpisah di resor Diamond Mountain di Korea Utara, Kamis, 22 Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebanyak 13 warga Korea Utara membelot setelah tiba di Korea Selatan. Mereka bekerja di sebuah restoran yang dimiliki negara komunis tersebut.

Juru bicara Pemerintah Korsel menjelaskan awalnya, warga yang terdiri dari 12 perempuan dan satu laki-laki ini meninggalkan negara asal mereka untuk bekerja di restoran di Korsel. Namun, mereka membelot setelah merasa ditekan oleh otoritas Korut yang meminta mereka untuk mengirim mata uang asing kembali ke Tanah Air mereka.

"Pemerintah kami memutuskan untuk menerima mereka dengan alasan kemanusiaan," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Jeong Joon-hee,Jumat, dilansir CNN pada Sabtu (9/4).

Tiga belas warga Korut itu tiba di Seoul pada Kamis (7/4). Jeong tidak akan mengatakan bagaimana mereka melarikan diri atau dari negara mana - beberapa negara di Asia memiliki restoran seperti tempat mereka bekerja. 

Mereka belum bicara dengan media. Pemerintah Korsel hanya merilis foto tunggal dari mereka berjalan dengan tas.Wajah mereka dikaburkan atau ditutupi dengan masker dan rambut. Juru bicara Korea Selatan mungkin telah menawarkan petunjuk ketika ia berkata, "Kelompok itu mengatakan bahwa mereka merasa tegang dan lelah dari perjalanan jarak jauh." 

Petunjuk lain adalah bahwa mereka akan berada di suatu tempat dengan kemudahan akses untuk media Korea Selatan - yang menurut Jeong, memacu keputusan mereka.

"Para pekerja mengatakan bahwa mereka belajar tentang realitas di Korea Selatan melalui TV Korea Selatan, drama, film dan Internet," katanya,menyiratkan bahwa ini berlawanan dengan penggambaran yang sangat negatif dari saingan lamanya, Pyongyang. "(Mereka juga) menyadari tentang bagaimana propaganda Korea Utara telah direkayasa."tambahnya.

Korea Utara tidak memberikan respon atas klaim tersebut. Pembelot hampir tidak pernah terjadi sebelumnya bagi negara terisolasi itu. Kejadian ini merupakan hal langka ketika pembelot merupakan warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri untuk usaha milik negara dan kabur secara bersamaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement