REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam merampungkan peralihan kepemimpinan yang berlarut-larut pada Sabtu (9/4), dengan 21 wajah baru dalam kabinet yang bertugas melakukan reformasi ekonomi.
Parlemen menyetujui susunan kabinet beranggotakan 27 orang yang mempertahankan beberapa tokoh penting dari sebuah pemerintahan dengan agenda pro bisnis, termasuk Menteri Keuangan Dinh Tien Dung dan deputi-deputi perdana menteri Vu Duc Dam dan Pham Binh Minh, yang juga menteri luar negeri.
Susunan kabient yang diumumkan di televisi negara memiliki saorang perempuan, yakni Menteri Kesehatan Nguyen Thi Kim Tien, yang posisinya tetap dipertahankan. Nguyen Xuan Phuc (61 tahun) diambil sumpah sebagai perdana menteri pada Kamis, menggantikan Nguyen Tan Dung, yang menjalani masa jabatan selama dua periode.
Dung mendapat pujian karena pendekatannya dan mempererat hubungan dengan Amerika Serikat walaupun krisis perbankan dan korupsi di sektor perusahaan negara mewarnai pemerintahannya. Pemerintahan baru bekerja setelah setahun pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen dan mencatat peningkatan investasi asing serta merger atau akuisisi.
Tapi banyak pekerjaan untuk memulihkan sektor perbankan, menggairahkan penjualan saham perusahaan-perusahaan negara dan mengelola hutang publik yang nilainya lebih 60 persen dari GDP. Pemerintahan baru memiliki perubahan-perubahan besar agar sesuai dengan Kemitraan Trans Pasifik (TPP), sebuah pakta perdagangan pimpinan Amerika Serikat, termasuk membentuk serikat-serikat pekerja independen bagi jutaan pekerja di sektor manufaktur yang berkembang.
Kabinet itu mempunyai tiga deputi perdana menteri, termasuk mantan hakim mahkamah agung Truong Hoa Binh dan Vuong Dinh Hue, yang merupakan ketua Komite Ekonomi Partai Komunis Vietnam. Le Minh Hung diangkat sebagai gubernur bank sentral, menggantikan Nguyen Van Binh, yang pada Januari bergabung dengan politbiro PKV. Politbiro yang beranggota 19 orang merupakan badan pembuat keputusan inti.
Kendati Dung yang berpengaruh keluar, pemerintahan baru tersebut diperkirakan akan memiliki strategi yang sama.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
