Sabtu 09 Apr 2016 18:54 WIB

Thailand Tingkatkan Pengamanan Setelah Dikunjungi Turis Uighur

Salah satu daerah wisata di Phuket, Thailand
Foto: Phuket.net
Salah satu daerah wisata di Phuket, Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi Thailand meningkatkan pengamanan setelah dua pria beretnis Uighur dari China yang berjaringan dengan kelompok terorisme asing mengunjungi sebuah pulau untuk berlibur, kata pejabat senior di Bangkok, Sabtu (9/4).

Kekhawatiran serangan militan di Asia Tenggara akhir-akhir ini meningkat, khususnya setelah kelompok garis keras ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangan di Jakarta pada Januari lalu yang menewaskan delapan orang, empat di antaranya adalah pelaku penyerangan.

"Pada akhir Maret, dua orang suku Uighur datang ke Phuket dan menginap semalam lalu meninggalkan Thailand. Dua orang tersebut memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris asing," kata Letnan Jenderal Polisi Suchart Teerasawat kepada Kantor Berita Reuters menunjuk pulau wisata di pantai Samudra Hindia Thailand.

Suchart menyatakan polisi tidak memiliki informasi tentang siapa yang bertemu dua orang Uighur tersebut atau ke mana mereka pergi ke pulau itu. "Kami sedang melakukan investigasi. Setelah tinggal semalam, keduanya melakukan perjalanan ke Malaysia dan Indonesia. Kami mengerti mereka akhirnya tertangkap di Indonesia," ujarnya.

Suchart menyatakan pihak berwenang juga sedang melakukan investigasi terhadap beberapa orang beretnis Chechen menyusul adanya beberapa laporan bahwa pekan lalu berada di Phuket. Pada Kamis (7/4), Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwan memerintahkan pengawasan terhadap para wisatawan Uighur dan Chechen yang mungkin memasuki Thailand dengan menggunakan dokumen perjalanan palsu.

Dua pria warga negara China beretnis Uighur ditangkap tahun lalu atas keterlibatan mereka dalam pengeboman kuil di Bangkok pada 17 Agustus 2015 yang menyebabkan 20 orang tewas. Mereka didakwa atas pembantaian dan kepemilikan bahan peledak.

Pihak berwenang menyatakan pengeboman tersebut sebagai tindakan balasan atas tindakan keras terhadap geng-geng penyelundupan manusia dan bukan serangan teroris. Masyarakat Uighur dari wilayah barat jauh Cina merupakan kelompok minoritas Muslim dan pihak berwenang Cina menuduh sebagian dari mereka terlibat dalam aktivitas militan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement