Senin 11 Apr 2016 10:13 WIB

GPS Jadi Biang Berkurangnya Kemampuan Survival Manusia

Bob Cooper dan muridnya tengah belajar memasak diatas bautubara yang panas.
Foto: abc
Bob Cooper dan muridnya tengah belajar memasak diatas bautubara yang panas.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Salah satu pakar keterampilan bertahan hidup atau survival di daerah pedalaman Australia mengatakan ketergantungan pada perangkat berteknologi tinggi telah membuat orang berada dalam situasi beresiko ketika berada di pedalaman.

Otoritas Australia Selatan mengatakan jumlah orang yang tersesat di wilayah pedalaman di Australia semakin meningkat, menyusul meningkatnya kemajuan teknologi kendaraan bermotor dan meningkatnya populasi masyarakat usia lanjut yang hidup berpindah-pindah atau 'Grey Nomad'.

Bob Cooper telah mengajar keterampilan bertahan hidup di pedalaman selama lebih dari 30 tahun dan mengatakan orang-orang saat ini semakin mengandalkan teknologi dan semakin banyak orang yang merasa tak berdaya tanpanya.

"Orang-orang kian kehilangan keterampilan bertahan hidup di alam liar mereka dan juga keterampilan akal sehat mereka. [Mereka] bisa pergi dengan GPS dan pergi ke lokasi terpencil dan menemukan lokasi itu dengan mudah. Tapi ketika perangkat teknologi itu berhenti bekerja, orang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dan mereka berada diluar jangkauan pelayanan ponselnya," katanya.

Polisi setuju keterampilan dasar bertahan hidup di pedalaman amat  berguna untuk dimiliki, tetapi bertahan hidup dengan membawa peralatan seperti EPIRB adalah kunci penting untuk tetap hidup di pedalaman,

“Anda bisa membeli alat ini seharga beberapa ratus dolar dan menyimpannya di kendaraan Anda atau membawanya kemana saja Anda pergi,” kata Asisten Komisaris Polisi Murray Smalpage.

"Dan jika Anda menekan tombolnya, seseorang akan datang datang mencari. Dan selama waktu pencarian itu, mungkin akan sangat memberi perbedaan antara menemukan Anda ketika masih hidup atau hanya menemukan jenazah Anda saja.”

"Sementara, jika Anda mempelajari keterampilan bertahan hidup butuh waktu seminggu, berhari-hari atau jam untuk bisa menguasainya. Tapi setidaknya dengan alat itu mereka memiliki alat P3K untuk meminta bantuan."

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-04-10/andalkan-perangkat-sar-canggih-kemampuan-survival-manusia-berkurang/1567834
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement