Senin 11 Apr 2016 10:44 WIB

Polisi Tembakkan Gas Air Mata, 260 Migran Terluka

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Anak pengungsi menangis mencari orang tuanya di perbatasan Yunani-Makedonia
Foto: The Guardian
Anak pengungsi menangis mencari orang tuanya di perbatasan Yunani-Makedonia

REPUBLIKA.CO.ID, IDOMENI -- Sedikitnya 260 orang terluka pada Ahad (10/4) ketika polisi Makedonia menembakkan gas air mata pada para migran karena mereka mencoba menerobos perbatasan Yunani-Makedonia.

Insiden kali ini adalah kekerasan terbaru yang terjadi di persimpangan Idomeni, dekat perbatasan Yunani dan Makedonia. Disini, sejumlah besar migran dan pengungsi telah berkemah sejak pertengahan Februari lalu setelah negara-negara Balkan menutup perbatasan mereka yang merupakan akses pengungsi ke Eropa Utara.

"Sebanyak 200 orang dirawat dalam unit medis kami karena masalah pernapasan, 30 karena luka yang disebabkan oleh peluru plastik, dan 30 orang lainnya cedera," ujar badan amal medis Doctors Without Borders Achilleas Tzemos kepada AFP seperti dikutip, Senin (11/4).

Menurut sumber aparat keamanan Yunani, ratusan migran berkumpul di depan pagar menuntut perbatasan dibuka. Ketika mereka mencoba untuk memaksa membuka pagar penghalang, polisi Makedonia mulai menembakkan gas air mata.

Koresponden AFP melaporkan, wajah migran ditutupi dengan syal atau diolesi dengan pasta gigi sebagai perlindungan darurat terhadap gas air mata. Juru bicara polisi Makedonia mengatakan, massa melemparkan batu dan benda-benda lain ke polisi, melukai beberapa dari mereka. Mereka mengaku menggunakan gas air mata untuk membubarkan protes.

"Sekelompok pengungsi berusaha menghancurkan pagar dan masuk ke Makedonia. Mereka melemparkan batu, benda logam, dan benda-benda lain ke arah polisi," kata juru bicara polisi Makedonia Toni Angelovski.

Juru bicara badan koordinasi migrasi Yunani Giorgos Kyritsis mengecam cara berbahaya menggunakan peluru plastik, gas air mata, dan granat kejut.

 

Baca: Pesawat Jatuh Timpa Dinding Saat Diangkut Katrol

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement