Senin 11 Apr 2016 14:56 WIB

Perwira AS Lakukan Spionase Untuk Cina dan Taiwan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Spionase
Spionase

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang perwiran Amerika Serikat dengan akses ke intelijen AS menghadapi tuduhan spionase atau membocorkan rahasia negara. Ia diduga membocorkan rahasia ke Cina dan Taiwan.

Seorang pejabat megidentifikasi tersangka sebagai Letnan Komandan Edward Lin yang lahir di Taiwan dan kemudian menjadi warga negara AS naturalisasi, menurut sebuah artikel profil Angkatan Laut yang ditulis tentang dirinya pada 2008.

Sebuah dakwaan mengatakan, tersangka ditugaskan ke markas untuk Navy's Patrol and Reconnaissance Group yang mengawasi kegiatan pengumpulan intelijen. Lembar dakwaan telah mengeluarkan nama tersangka, namun AL menolak memberikan rincian identitasnya.

Dokumen itu menuduhnya dua kali mengomunikasikan informasi rahasia dan tiga kali mencoba melakukannya dengan perwakilan pemerintah asing. Hal ini dipercaya bertujuan untuk keuntungan bangsa asing tersebut.

Sayangnya, dokumen tersebut tidak mengidentifikasi negara apa atau negara-negara apa yang terlibat. Pejabat AS menekankan kemungkinan Cina dan Taiwan terlibat namun pihaknya masih melakukan penyelidikan.

USNI News, yang pertama kali melaporkan identitas Li mengatakan, tersangka berbicara fasih dalam bahasa Mandarin dan mengelola sinyal elektronik dari sinyal pesawat intelijen EP3-E Aries II.

AS Navy memprofilkan Lin dalam sebuah artikel 2008 yang difokuskan pada naturalisasi ke AS mengatakan, keluarganya meninggalkan Taiwan saat berusia 14 tahun. Keluarga Lin bahkan telah berada di beberapa negara sebelum datang ke Amerika.

"Saya selalu bermimpi tentang datang ke Amerika, 'tanah yang dijajikan'," katanya dalam artikel.

Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Cina tidak menanggapi permintaan untuk komentar. Sementara Kementerian Pertahanan Taiwan mengaku tidak memiliki informasi mengenai kasus ini. Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak berkomentar.

 

Baca: Polisi Tembakkan Gas Air Mata, 260 Migran Terluka

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement