Selasa 12 Apr 2016 07:48 WIB

Warga Fallujah yang Kelaparan Makan Rumput dan Biji Kurma

 Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.
Foto: AP
Warga Suriah membantu seorang wanita yang selamat dari ledakan bom di kawasan Masaken Hanano, dekat Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH -- Sebanyak 60 ribu warga sipil Fallujah, Suriah mengalami kekurangan makanan. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan harga makanan terlalu tinggi.

Padahal stok makanan menipis di toko dan rumah-rumah. Pasukan pemerintah mencoba menguasai kembali Kota Fallujah dari cengkeraman ISIS.

Dikutip dari BBC, Selasa (12/4), pasukan memotong jalur yang digunakan memasok makanan. Sedangkan ISIS menghalangi warga untuk keluar.

Fallujah adalah salah satu dari dua kota yang masih menjadi basis kuat ISIS.

Pada Kamis lalu, kelompok Human Rights Watch mengatakan penduduk kota kelaparan, makanan yang jumlahnya sedikit dijual dengan harga terlampau tinggi sehingga memaksa sebagian orang mengonsumsi rumput.

Laporan WFP juga menampilkan gambaran yang serupa dengan laporan lembagai HAM tersebut.

"Seiring dengan berlanjutnya pengepungan di Fallujah selama tiga bulan berturut-turut, tidak ada tanda-tanda kondisi membaik. Pada Maret harga gandum enam kali lebih mahal dibanding Desember lalu," ujar laporan WFP.

Sulit menghubungi penduduk karena sinyal telepon yang buruk.

"Bantuan tidak bisa masuk Fallujah sejak pemerintah menguasai kembali Ramadi pada Desember 2015," kata laporan.

Laporan HRW pekan lalu mengatakan warga yang putus asa menggunakan biji kurma yang dihaluskan sebagai pengganti tepung untuk membuat roti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement