REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Data 70 juta jiwa pemilih Filipina untuk kepentingan pemilihan umum (pemilu) dibocorkan peretas. Insiden ini terjadi sebulan sebelum pemilu digelar.
Data pribadi, termasuk sidik jari dan informasi paspor milik sekitar 70 juta orang dikabarkan telah bocor. Komisi Pemilihan Umum Filipina (Comelec) memastikan situs internetnya diretas pada akhir Maret kemarin. Kelompok peretas Anonymous Filipina menyatakan bertanggung jawab terhadap serangan itu.
Aksi ini ditengarai bertujuan untuk menyoroti kerapuhan sistem, termasuk terkait penggunaan mesin pemungutan suara otomatis yang akan dipakai pada 9 Mei 2016. Kelompok peretas kedua yang disebut LulzSec Philippines diduga mengunggah seluruh bank data Comelec di internet secara online beberapa hari kemudian.
‘’Comelec menyatakan, tidak ada data sensitif yang dirlis,’’ kata sejumlah laporan seperti dikutip dari laman BBC, Selasa (12/4).
Perusahaan keamanan internet Trend Micro meyakini kejadian ini adalah pembobolan data menyangkut pemerintah terbesar dalam sejarah Filipina. Namun, pemerintah telah meremehkan masalah ini.
Baca juga, Adele Marah Peretas Posting Foto Pribadinya.