REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menerima pengiriman pertama sistem rudal jarak jauh permukaan ke udara dari Rusia. Pengiriman merupakan bagian dari kesepakatan kedua negara yang sempat tertunda.
Dilansir Aljazirah, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi negara pada Senin (11/4), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Jaber Ansari mengatakan ini merupakan tahap pertama dari kontrak yang sempat tertunda. Dari video yang beredar di media sosial tampak truk di utara Iran mengangkut sistem rudal S-300 tersebut.
"Gelombang pertama sistem rudal pertahanan udara S-300 buatan Rusia telah tiba di Iran," kata Ansari.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin yang berbicara pada radio Ekho Moskvy pada Senin juga membenarkan hal tersebut. Namun ia tak mengatakan berapa banyak sistem rudal yang dikirimkan dan ia juga tak memberikan spesifikasi lain terkait rudal.
Pada Februari, kantor berita Rusia Ria Novosti melaporkan, Moskow berencana segera melakukan pengiriman sistem rudal S-300 gelombang pertama ke Teheran. Laporan mengatakan sistem akan diangkut dari kota Astrakhan di selatan Rusia melalui jalur laut, Laut Kaspia ke Iran.
Rusia dan Iran sebelumnya telah menandatangani kontrak mengirimkan sistem rudal S-300 para 2007. Namun Rusia kemudian membatalkan kesepakatan karena sanksi PBB tak memperbolehkan memasok senjata ke Iran.
Pada 2010, Rusia membekukan kesepakatan memasok sistem rudal jarak jauhnya ke Iran. Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mencabutnya tahun lalu, setelah kesepakatan Iran dengan enam negara kekuatan dunia terkait program nuklirnya. Putin menandatangani dekrit yang memungkinkan Rusia untuk menjual senjata ke Iran.
Sementara itu kesepakatan Rusia mengirimkan S-300 ke Iran mengundang kekhawatiran Amerika Serikat dan Israel. Mereka melihat hal ini akan mengarah pada destabilisasi.
Baca: 60 Ribu Warga Miskin Jakarta Digusur Sejak 2013