REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Laporan PBB yang disiarkan pada Selasa (12/4) mengungkap jumlah anak yang terlibat dalam serangan bunuh diri di Nigeria, Kamerun, Chad dan Niger naik jadi 44 pada 2015.
Ada empat serangan bunuh diri semacam itu pada 2014, yang memperlihatkan peningkatan 10-kali lipat dari data 2015 di negara Afrika Barat dan Tengah yang terpengaruh oleh Boko Haram. Laporan tersebut, yang dikeluarkan oleh Dana Anak PBB (UNICEF), mengatakan lebih dari 75 persen anak yang terlibat dalam serangan adalah anak perempuan. Laporan itu dikeluarkan sebelum peringatan kedua penculikan lebih dari 200 anak perempuan di Kota Kecil Chibok di bagian timur-laut Nigeria.
"Marilah saya jelaskan: anak-anak ini adalah korban, bukan pelaku. Menipu anak-anak dan memaksa mereka melakukan tindakan mematikan telah menjadi salah satu aspek kerusuhan yang paling mengerikan di Nigeria dan di negara tetangganya," kata Manual Fontaine, Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah, sebagaimana dikutip Xinhua.
Pada 14-15 April 2014, sebanyak 276 siswi diculik dari Sekolah Menengah Putri Pemerintah di Kota Kecil Chibok di Negara Bagian Borno, Nigeria. Boko Haram, satu organisasi fanatik yang berpusat di bagian timur-laut Nigeria, mengaku bertanggung jawab atas penculik tersebut. Beberapa pelajar putri berhasil menyelamatkan diri dan sebagian telah menjelaskan penangkapan mereka dalam beberapa konferensi internasional hak asasi manusia.
Laporan itu, yang dikeluarkan hampir dua tahun setelah penculikan tersebut, diberi judul Beyond Chibok dan memperlihatkan kecenderungan yang mengerikan di empat negara yang terpengaruh oleh Boko Haram selama dua tahun belakangan. Pada Januari 2014 hingga Februari 2016, Kamerun mencatat jumlah paling banyak serangan bunuh diri yang melibatkan anak-anak (21), lalu diikuti oleh Nigeria (17) dan Chad (dua). Selama dua tahun belakangan, hampir satu dari lima pembom bunuh diri adalah anak kecil dan tiga-perempat anak itu adalah perempuan. Tahun lalu, anak-anak digunakan dalam satu dari dua serangan di Kamerun, satu dari delapan di Chad dan satu dari tujuh di Nigeria.
Tahun lalu, untuk pertama kali, serangan bom bunuh diri secara umum menyebar ke luar perbatasan Nigeria. Seringnya semua serangan bom bunuh diri naik dari 32 pada 2014 menjadi 151 tahun lalu. Sebanyak 89 serangan tersebut dilancarkan di Nigeria tahun lalu, 39 di Kamerun, 16 di Chad dan tujuh di Niger.
Penghitungan penggunaan anak-anak yang mungkin telah dipaksa untuk membawa bom telah menciptakan suasana takut dan curiga yang telah menghancurkan kondisi buat anak perempuan yang selamat dari penyanderaan dan kekerasan seksual oleh Boko Haram di bagian timur-laut Nigeria, kata laporan itu.
Anak-anak yang menyelamatkan diri, atau dibebaskan dari, kelompok bersenjata seringkali dipandang sebagai potensi ancaman keamanan, sebagaimana diperlihatkan dalam penelitian baru-baru ini oleh UNICEF dan International Alert. Anak-anak yang dilahirkan akibat kekerasan seksual juga menghadapi stigma dan diskriminasi di desa mereka, masyarakat penampung, dan di kamp buat orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka.