Rabu 13 Apr 2016 10:27 WIB

Gelombang Panas di India Telan Puluhan Nyawa

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Achmad Syalaby
Kemarau ekstrem (ilustrasi).
Foto: cctv america
Kemarau ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ahli meteorologi Peter Gibbs menyebutkan gelombang panas di sebagian besar wilayah India telah menyebabkan suhu yang lebih panas dari musim panas yang biasa terjadi di banyak negara.

Dikutip dari laman BBC, Rabu (13/4), puluhan kematian telah dilaporkan terjadi di negara bagian India selatan Telangana, Andhra Pradesh, dan kota Bhubaneswar di Orissa. Mereka tewas di saat hari dengan suhu terpanas yang terjadi selama bulan April. Kematian puluhan warga ini tercatat pada Senin (11/4).

Suhu tercatat mencapai puncak pada 45,8 derajat celcius. Kuatnya sinar matahari selama beberapa pekan meningkatkan suhu panas India tahun ini. Suhu yang mengancam jiwa tersebut ternyata datangnya lebih awal dan lebih meluas dari biasanya. 

Gelombang panas meluas di banyak wilayah India utara dengan suhu hingga 40 derajat celcius selama beberapa hari berturut-turut. Wilayah-wilayah yang terkena angin laut di Teluk Benggala, justru mendapat udara panas. Sementara, banyak bagian wilayah yang kering, menyusul jarangnya musim hujan di tahun 2015 karena El Nino yang kuat di Pasifik.

Meskipun ada tanda-tanda bahwa gelombang panas lebih ringan di Bengal Barat dan Orissa, statistik menunjukkan bulan-bulan terpanas musim panas belum datang. Bantuan untuk mengatasi hawa panas ini hanya dengan datangnya musim hujan, biasanya terjadi pada pertengahan Juni.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement