Rabu 13 Apr 2016 13:30 WIB

Pemerkosaan dalam Perang Setara dengan Genosida

Ilustrasi pemerkosaan di bawah umur.
Ilustrasi pemerkosaan di bawah umur.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kekerasan seksual dalam konflik merupakan sebuah kejahatan biadab dan menghebohkan yang harus disamakan dengan genosida dan perbudakan, sebuah laporan parlemen Inggris menyebutkan pada Selasa (12/4).

Bersamaan dengan adanya permintaan untuk bekerja lebih keras demi menangkalnya, Inggris harus menjaga momentum dari sebuah kampanye tingkat tinggi yang diprakarsai seorang bintang Hollywood Angelina Jolie dan mantan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague, untuk mengakhiri bencana global atau kemajuan yang sia-sia.

Laporan terkait juga mendesak Inggris menahan kesepakatan damai apa pun di Suriah yang menarik hukuman kepada para pelaku kejahatan seksual pada saat konflik. Laporan itu juga meminta diadakannya pengadilan baru untuk memeriksa pasukan penjaga perdamaian yang dituduh melakukan kejahatan seksual, dan mengatakan sekjen PBB berikutnya harus menempatkan isu tersebut sebagai agenda utamanya.

Para penjaga perdamaian dan staf kemanusiaan telah dituduh melakukan kekerasan seksual seperti pemerkosaan, pedofilia dan perdagangan manusia di 11 negara Afrika, Asia dan Eropa.

Kepala komite, Baroness Emma Nicholson mengatakan ini telah dianggap terlalu lama sebagai sekadar sesuatu yang terjadi dalam peperangan. "Bukan, itu adalah kejahatan perang, seperti genosida, perbudakan dan penyiksaan, itu harus ditentang dan dihapus," dia mengatakan. "Ini setara dengan penghapusan perbudakan, itulah yang kami minta dalam kampanye ini," Emma Nicholson.

Merilis laporan itu di majelis tinggi Inggris, House of Lords, Nicholson mengatakan dia mendapati ketakutan akan itu saat dia melihat seorang anak berusia 18 bulan yang menjadi sebuah sisa teror setelah berulang kali diperkosa.

"Saya merasa akan lebih baik jika dia meninggal seketika. Itu sangatlah mengerikan. Itu tidak boleh dilakukan, namun itu boleh dilakukan," kata dia.

Nicholson mengatakan kejahatan seksual yang terjadi dalam konflik bukan hanya menghancurkan kehidupan seseorang namun merusak masyarakat dan mencegah mereka membangun perdamaian berkelanjutan. Banyak yang selamat memberikan sejumlah bukti kepada komite termasuk tiga orang wanita Yazidi yang diculik kelompok bersenjata ISIS di Irak.

Mereka mengatakan telah berulang kali diperkosa dan dijual kepada pria lainnya. Banyak wanita yang diperkosa beramai-ramai dan para ibu diperkosa di hadapan anak mereka. Beberapa wanita mendapatkan trauma yang sangat hebat hingga melakukan bunuh diri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement