Kamis 14 Apr 2016 08:49 WIB

Getaran Gempa Myanmar Terasa di Bangladesh, India, Hingga Tibet

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Gempa 6,9 skala Richter melanda Myanmar, Rabu (13/4) menyebabkan getaran di sekitar wilayah tersebut, termasuk di negara tetangga Bangladesh. Di Bangladesh, banyak korban dilaporkan terluka dalam desak-desakan dan bangunan rusak.

Menurut US Geological Survey (USGS), gempa yang berlangsung pada kedalaman 134 kilometer berdampak sekitar 400 kilometer barat laut dari ibu kota Naypidaw dan juga dirasakan di bagian India dan Cina.

Tidak ada laporan tentang korban meski wilayah di mana terjadi gempa memiliki infrastruktur komunikasi yang buruk seperti banyak provinsi terpencil Myanmar.

Seorang anggota parlemen dari Mawile di wilayah Sgaing mengatakan, ia merasa tremor kasar berlangsung selama beberapa menit. "Mungkin ada beberapa kehancuran dan kerusakan," ujar Cho Cho Win dilansir Channel News Asia, Kamis (14/4). Ia menambahkan, kota tidak memiliki banyak gedung-gedung tinggi.

Tin Nyo (67 tahun) dari kota lain di Sagaing mengatakan, gempa adalah yang terkuat yang pernah ia rasakan. "Meski terjadi dalam waktu singkat, itu benar-benar buruk," katanya.

Beberapa penduduk di Yangon, bekas ibu kota Myanmar dan juga kota terbesar, juga dilaporkan merasa tremor dan melarikan diri dari bangunan apartemen mereka.

Gempa juga sangat dirasakan di Bangladesh yang berbatasan langsung dengan Myanmar. Lebih dari 80 orang di negara itu terluka, sebagian besar karena desak-desakan lantaran panik meninggalkan rumah da kantor mereka. Lalu lintas terhenti di bagian ibu kota Dhaka karena puluhan ribu warga panik bergegas ke jalanan.

Di kota pelabuhan Chittagong, sekitar 200 kilometer dari perbatasan Myanamar, setidaknya empat bangunan miring akibat gempa. "Sekitar 50 orang terluka di kota Chittagong, termasuk 24 yang dirawat di rumah sakit dengan luka ringan. Mereka kebanyakan terluka dalam desak-desakan," kata polisi Imran Hossain.

Di negara tetangga India, tremor dirasakan di kota-kota timur laut Kalkuta, Shillong, Guwahati, dan Patnam. Di Kalkuta, salah satu kota terbesar India, orang-orang tumpah keluar dar rumah mereka ke jalan-jalan.

"Saya berada di dalam, bekerja dan kemudian tiba-tiba saya merasakan tanah bergetar," kata warga setempat Chiranjeet Ghosh.

Ia melihat orang-orang mulai berteriak dan bergegas keluar. "Saya keluar dan melihat orang lain di sekitar sini sudah dievaluasi dari rumah mereka dan turun ke jalan," tambahnya.

Warga di Kalkuta juga melaporkan melihat retakan muncul di gedung-gedung setelah gempa sementara metro berhenti sejenak selama beberapa menit. Tremor yang kuat juga dirasakan di Tibet, dengan beberapa penduduk Lhasa di jalanan.

Gempa bumi relatif umum di Myanmar, di mana enam gempa kuat 7,0 atau lebih melanda antara 1930 hingga 1956 di dekat Sagaing Fault. Myanmar belum melihat gempa besar sejak November 2012, ketika gempa 6,8 SR melanda pusat negara, menewaskan 26 orang dan melukai ratusan lainnya.

Laju pembangunan berbahaya di kota-kota Myanmar, dikombinasikan dengan infrastruktur dan perencanaan kota yang buruk membuat daerah paling padat penduduknya rentan terhadap gempa bumi dan bencana lainnya. Pada 2015, banjir parah melanda Myanmar, termasuk daerah di mana gempa baru ini terjadi. Banjir menewaskan lebih dari 100 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement