REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Gempa 6,2 SR di Jepang telah menewaskan sedikitnya sembilan orang, Jumat (15/4). Hingga saat ini pemerintah masih melakukan penilaian kerusakan akibat gempa.
Laporan awal menyebut ada dua korban tewas. Namun angkanya terus meningkat seiring dengan kerja tim penyelamat sepanjang malam. Rumah sakit Kumamoto Palang Merah Jepang mengatakan pada BBC mereka menerima 254 korban luka.
(Baca Juga: 9 Orang Tewas Akibat Gempa Jepang)
Sebanyak 15 di antaranya dalam kondisi parah. Gedung-gedung berguncang hingga rusak, pasokan listrik putus hingga sejumlah bangunan dilaporkan runtuh. Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga mengatakan sedikitnya 19 rumah runtuh, 16 ribu rumah terputus jaringan listriknya serrta 38 ribu rumah tanpa gas.
Ribuan orang terpaksa dievakuasi keluar rumah mereka. Sebagian besar lebih memilih menghabiskan Kamis malam di luar ruangan karena takut gempa susulan. Sarana transportasi kereta terpaksa ditangguhkan sementara.
Gempa berpusat di timur Kumamoto sekitar pukul 21.26 malam waktu setempat. Tidak ada peringatan tsunami dan reaktor nuklir di Kyushu dilaporkan beroperasi normal.
Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan diikuti guncangan lanjutan berkekuatan 5.7 SR selama 40 menit. Kantor seismologi Jepang melaporkan guncangan ini sama intensnya dengan gempa berkekuatan 9 SR yang terjadi pada 2011 lalu. Saat itu, gempa menimbulkan tsunami yang akhirnya menewaskan 18 ribu orang dan menutup plant nuklir Fukushima Daiichi.