Jumat 15 Apr 2016 20:13 WIB

Otoritas Jepang Lanjutkan Pencarian Korban Gempa

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Gempa bumi yang terjadi di Kumamoto Prefecture, Kyushu, Jepang, Kamis (14/4). (Reuters/Kyodo)
Foto: Reuters/Kyodo
Gempa bumi yang terjadi di Kumamoto Prefecture, Kyushu, Jepang, Kamis (14/4). (Reuters/Kyodo)

REPUBLIKA.CO.ID, KUMAMOTO -- Tim penyelamat terus mencari korban selamat yang terjebak di bawah reruntuhan setelah gempa bumi terjadi dengan kekuatan 6,5 skala richter (SR) di Kyushu, Jepang, Kamis (14/4).

Para pejabat setempat mengatakan, sedikitnya sembilan orang tewas dan lebih dari 860 luka-luka. Gempa itu terjadi tepatnya  pada pukul 21.26 waktu setempat, dekat Kota Kumamoto, di Pulau Kyushu.

Sebagian besar dari mereka yang meninggal dunia akibat gempa bumi tersebut berada di kota Mashiki, dekat Kumamoto, di mana  gedung apartemen ambruk dan banyak rumah rusak.

Lebih dari 40.000 orang awalnya melarikan diri dari rumah mereka, banyak warga yang tinggal di pusat gempa menghabiskan malam di luar.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, pemerintah telah mengerahkan ribuan polisi, pemadam kebakaran, dan pasukan untuk operasi penyelamatan.

"Saya berdoa bagi mereka yang tewas dalam gempa bumi dan saya bersimpati kepada keluarga almarhum, yang terluka, dievakuasi, dan mereka yang terkena dampak bencana," kata Abe seperti dikutip dari laman BBC, Jumat (15/4).

Sekretaris kabinetnya, Yoshihide Suga, dilaporkan akan mengunjungi daerah bencana itu. Gempa kali ini terjadi di kedalaman 10 kilometer (enam mil) dan diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 5,7 SR sekitar 40 menit kemudian dan 6,4  SR setelah tengah malam waktu setempat.

Namun, beberapa kini kembali ke rumah mereka meskipun gempa susulan masih terjadi. NHK melaporkan, hingga Jumat sore, lebih dari 130 gempa susulan telah terjadi.

Namun, tidak ada peringatan tsunami dikeluarkan setelah gempa melanda, dan pembangkit tenaga nuklir di Kyushu yang tampaknya tidak terpengaruh.

Dua reaktor nuklir di Sendai, di selatan pulau ini, beroperasi seperti biasa. Sedangkan tiga reaktor yang biasanya beroperasi di pulau Genkai ditutup untuk pemeriksaan rutin.

Badan seismologi Jepang mencatat guncangan di beberapa tempat yang intens seperti saat gempa dengan skala 9 SR melanda negara itu pada 2011. Gempa sekaligus tsunami saat itu membuat lebih dari 18.000 orang tewas atau hilang dan menyebabkan kebocoran di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement