REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan Jepang diguncang beberapa kali gempa susulan, setelah sebelumnya gempa pertama mengguncang perfektur Kumamoto pada Kamis (14/4) dengan kekuatan 6,4 skala richter (SR).
Gempa susulan terbaru menggoyang selatan Jepang. Dua wilayah prefektur, Kumamoto dan Pulau Kyushu, diguncang dengan gempa susulan yang lebih besar magnitudenya. Guncangan gempa terjadi pada Sabtu (16/4) pukul 01.25 waktu setempat, atau Jumat (15/4) pukul 23.25 WIB dengan kekuatan 7,3 SR.
"Sebelumnya Badan Meteorologi Jepang merevisi kekuatan gempa dari 7,1 SR menjadi 7,3 SR," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB melalui rilisnya, Sabtu (16/4).
Pusat gempa susula terjadi di daratan dengan kedalaman yang dangkal yaitu 10 km pada permukiman yang cukup padat penduduknya. Gempa 6,4 SR pertama, merupakan gempa awal (foreshock) yang kemungkinan memicu gempa berikutnya yang lebih besar yaitu gempa 7,3 SR.
Kedua gempa tersebut memiliki mekanisme yang sama yaitu sesar geser mendatar. Pada saat gempa pertama, 6,4 SR, gempa dirasakan berkisar VI-VII MMI atau sangat keras. Kemudian gempa kedua 7,3 SR memiliki intensitas gempa dirasakan hingga VIII-IX MMI atau getaran yang hebat sehingga sangat merusak.
Hingga saat ini Pemerintah Jepang masih melakukan penanganan darurat, khususnya pencarian dan penyelamatan korban. Data sementara dampak gempa, 13 orang tewas, puluhan orang masih tertimbun di reruntuhan bangunan dan lebih 44 ribu orang harus dievakuasi pada Sabtu (16/4/2016) pukul 10.00 Wib.
Peringatan dini tsunami telah dicabut, namun sebagian masyarakat masih belum berani ke daerah pantai. Personil militer ditambah hingga 20 ribu personil tentara untuk melakukan penanganan darurat.
Logistik dan peralatan juga ditambah. Meski peringatan tsunami telah dicabut, setelah sempat diberlakukan, warga di tepi pantai tetap diminta waspada.