REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Lembaga Bantuan PBB dan Badan Pekerjaan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada Sabtu (16/4), warga sipil di kamp pengungsi Palestina di pinggiran Damaskus terancam kelaparan dan dehidrasi.
Sejauh ini UNRWA memperkirakan ada 10 ribu warga sipil yang berada di kamp Yarmouk di pinggiran selatan Damaskus.
"Apapun persediaan makanan dan air mereka telah lama habis. Mengingat pertempuran yang intens, risiko besar seperti cedera serius dan kematian mencegah warga sipil meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan, air atau menjalani pengobatan medis," kata UNRWA dalam sebuah pernyataan.
Kondisi keamanan yang genting juga membuat UNRWA sulit melanjutkan misi kemanusiaan ke daerah yang berdekatan dengan wilayah Yalda itu. UNRWA mengatakan pertempuran intens berlangsung di wilayah paling padat penduduknya di Yarmouk. Mereka menggunakan senjata berat dan bahan peledak.
Syrian Observatory for Human Rights mengatakan sebagian besar wilayah Yarmouk kini berada di bawah kendali Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).