REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ketika dokumen rahasia 'Panama Papers' (dokumen Panama) terekspos, ribuan bank offshore terbongkar. Akun bank dari pejabat tinggi sekaligus pengusaha pun diketahui masyarakat umum.
Calon Presiden Amerika, Hillary Clinton menyebut orang yang namanya tercantum dalam dokumen Panama sebagai 'Sang Super Kaya'.
Hillary mengatakan, mereka tergolong keterlaluan karena pengemplang pajak di negara asalnya. Namun ternyata politisi dari partai Demokrat itu mempunyai sejumlah hubungan dengan orang-orang yang tercantum dalam dokumen Panama. Sejumlah staf dan penyumbang dana kampanyenya turut masuk pusaran dokumen Panama.
Salah satunya Gabrielle Fialkoff, yang mengabdi sebagai direktur keuangan Hillary selama periode pertama kampanye di New York. Kala itu, ia berkampanye untuk memperoleh kursi senator.
Selain itu, ada nama Frank Giustra yang ikut masuk daftar dokumen Panama. Ia adalah pengusaha tambang asal Kanada yang merupakan rekan Bill Clinton. Giustra sempat menyumbang 100 juta dolar pada Yayasan Clinton.
Ada pula sebuah pengembang internasional, the Chagoury Group yang termasuk dalam dokumen Panama. Pengembang yang berpusat di Afrika Barat itu sudah memberikan 1 miliar dolar bagi proyek Clinton di seluruh dunia.
Bahkan, milioner asal Tiongkok Ng Lap Seng ternyata juga mendaftarkan perusahaan offshore-nya di Panama. Ia adalah pendonor dana bagi Clinton saat skandal menderanya jelang akhir pemerintahan.
Hillary pun ikut menanggapi perihal hubungan antara mereka dengan keluarganya, terlebih bantuan keuangan mereka pada kampanyenya. Baginya, jika terbukti bersalah, maka mereka pantas dihukum semestinya.
"Sekarang tindakan seperti itu jelas melawan hukum dan semua orang yang melanggar hukum di mana pun seharusnya dihukum. Namun masih kontroversi tentang letak legalitas bisnis itu," ujarnya seperti dilansir dari New York Post.
Di sisi lain, tak ada nama keluarga Clinton yang terjerat dalam daftar tersebut. Namun hubungan Clinton dengan mereka yang namanya tercantum dalam dokumen Panama membuat publik bertanya-tanya. Terlebih, dana kampanye Hillary sebagai Capres tentunya amat besar.