Selasa 19 Apr 2016 08:44 WIB

Korban Ledakan Bus Israel Bertambah Jadi 21 Orang

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Israel bekerja di lokasi ledakan bus di Yerusalem, Senin, 18 April 2016. Ledakan bus melukai 21 orang dan tidak ada korban tewas.
Foto: AP Photo/Oded Balilty
Polisi Israel bekerja di lokasi ledakan bus di Yerusalem, Senin, 18 April 2016. Ledakan bus melukai 21 orang dan tidak ada korban tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sebuah ledakan bom menghancurkan sebuah bus di Yerusalem, Senin (18/4) dan memicu kebakaran. Sedikitnya 21 orang terluka dalam eskalasi gelombang kekerasan, kata polisi Israel.

Penyebab kejadian masih diselidiki tapi polisi mengatakan, bom meledak pada salah satu bus di daerah yang relatif terisolasi dari Yerusalem, memicu kebakaran yang menyebar ke mobil lainnya.

Badan Keamanana Domestik Israel Shin Bet menyebu ledakan sebagai serangan teror. Pemboman itu menyebabkan peningkatan tajam keamanan menjelang perayaan Paskah Yahudi mulai Jumat malam.

Baca: Ledakan Bus Yerusalem, 16 Orang Luka

Jika dikonfirmasi sebagai bom dari penduduk Palestina, itu akan membalikkan penurunan gelombang kekerasan yang meletus pada Oktober dan menandai eskalasi.

Pemerikaan profesional polisi telah membuktikan sebuah bom meledak di bagian belakang bus sehingga melukai penumpang dan membakar bus," kata polisi dilansir Channel News Asia, Selasa (19/4).

Satu bus hampir terbakar seluruhnya sementara yang lain hanya sebagian terbakar. Petugas pemadam kebakran dalam jumlah besar berjuang memadamkan kobaran api.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu megatakan akan menemukan pelaku yang menyiapkan alat peledak terebut. "Kami akan menangkap pelaku dan orang-orang di belakang mereka," katanya.

Kelompok Hamas Palestina yang memerintah blokade Israel di di Jalur Gaza menyambut serangan itu sebagai respons alami untuk kejahatan Zionis. Tapi tidak ada yang mengaku bertanggungjawab atas pengeboman tersebut.

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement