Rabu 20 Apr 2016 06:05 WIB

Kisah Keluarga Pengungsi Suriah yang Terusir dari Prancis

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga al-Elfi asal Suriah yang mengungsi di Prancis. Dari kiri, Houman (delapan tahun), Malek, Hisham (15), Khaldieh dan Fata (12).
Foto: Kim Willsher for the Observer
Keluarga al-Elfi asal Suriah yang mengungsi di Prancis. Dari kiri, Houman (delapan tahun), Malek, Hisham (15), Khaldieh dan Fata (12).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Piagam pada teater kota Beziers ini mengingatkan kembali ke salah satu dari banyak kesempatan dalam sejarah panjang kota ketika membuka dirinya untuk orang asing.

"Pengungsi Belgia mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada penduduk Bitterrois (Beziers) untuk menyambut mereka pada 1939-1941," tertulis di piagam dilansir dari The Guardian.

Jauh sebelum orang-orang Yahudi Belgia mendapat jeda singkat dari penganiayaan Nazi, Beziers adalah surga bagi orang Spanyol yang melarikan diri dari penjajah Saracen dari Arab Saudi pada abad kedelapan. Saat ini, bagaimanapun, kota itu menawarkan sedikit keramahan kepada orang seperti Malek, Khaldieh al-Elfi dan anak-anak mereka, pengungsi perang Suriah.

Empat tahun setelah melarikan diri dari rumah mereka di Homs, Suriah barat yang tiap hari berada dibom pasukan Presiden Bashar al-Assad dan memulai perjalanan panjang ke Eropa, keluarga Elfi sekali lagi hidup dalam ketakutan. Mereka adalah orang-orang yang dikatakan mengalami respons terlalu keras terhadap krisis pengungsi.

Dalam sebuah langkah yang sewenang-wenang seperti itu, pejabat lokal Beziers telah memutuskan keluarga itu harus meninggalkan Prancis, di mana mereka sekarang memiliki rumah dan teman-teman yang juga mengetahui bahasanya. Mereka diminta kembali ke Spanyol, sebagai negara pertama kali saat memasuki Uni Eropa.

Namun di Spanyol, keluarga Malek tidak memiliki tempat untuk pergi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement