Rabu 20 Apr 2016 00:03 WIB

Ilmuwan Australia Temukan Spesies Baru Tikus di Sulawesi Barat

Tikus berekor ramping ini ditemukan di wilayah Indonesia yang kaya spesies, yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Foto: Kevin Rowe/abc
Tikus berekor ramping ini ditemukan di wilayah Indonesia yang kaya spesies, yang belum pernah diketahui sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMASA -- Spesies mamalia baru yang dikenal sebagai tikus berekor ramping telah ditemukan oleh ilmuwan Australia dan rekan-rekannya di Mamasa, Sulawesi Barat. Tikus ini memiliki panjang sekitar 30 cm, termasuk ekornya dan berat sekitar 40 gram.

Para ilmuwan yakin, tikus ini makan akar dan serangga, ketimbang hanya serangga seperti yang dilakukan tikus air Sulawesi. Ini tak seperti apa yang dilihat para peneliti sebelumnya, mengarahkan mereka untuk percaya ini bukan hanya spesies baru, tetapi juga genus baru, kelompok yang lebih luas dalam pohon keluarga.

Kevin Rowe, kurator senior mamalia dari Museum Victoria, adalah bagian dari tim yang menemukan tikus ini di Gunung Gandangdewata yang terpencil.

"Menurut masyarakat setempat, yang tahu tikus itu, spesies ini mencari makan di antara akar. Ia tampaknya memiliki banyak kumis dan mereka mungkin membantu menemukan makanan di antara lumut dan akar yang tumbuh di hutan ini," ujarnya.

Ilmuwan telah menamai tikus ini Gracillimus radix, yang berarti tikus ekor ramping. Ini adalah tikus baru keempat yang ditemukan oleh tim ini selama bertahun-tahun. Para peneliti diarahkan ke tikus itu oleh orang-orang lokal yang bertani di dekatnya, dan akrab dengan hutan dan makhluk-makhluk penghuninya.

"Kami menghabiskan dua sampai tiga pekan tinggal di kamp hutan dengan masyarakat setempat dan apa yang benar-benar luar biasa tentang daerah ini adalah hubungan dekat yang warga lokal Mamasa miliki dengan hutan hujan di sana, dan melindungi hutan hujan," kata Kevin.

Ia menambahkan, "Di sini, pengelola hutan adalah tetua desa yang dipanggil Papa Daud tapi namanya Timothius Zamboanga. Ia berusia 82 tahun ketika kami pertama kali tiba pada 2011 dan ia mendaki ke hutan selama dua hari dengan kami, mendaki gunung, tinggal bersama kami dan kemudian membantu menemukan hewan untuk kami."

Kevin mengatakan, pulau ini memiliki kekayaan spesies tak tergambarkan yang tersembunyi di hutan hujan lebat. "Pohon-pohon dan tanah itu sendiri tertutup karpet lumut yang terurai seperti kerudung dari kanopi hutan dan sangat berawan serta berkabut. Ada banyak hutan yang benar-benar belum pernah diinventarisasi secara intensif dan itulah yang menjadi tujuan dari proyek kami," katanya.

Tahun lalu, tim ini mengumumkan penemuan tikus berhidung babi. Genus baru lainnya, yang teridentifikasi oleh moncong seperti babi, kaki belakang yang panjang, pembukaan bibir yang kecil dan rambut kemaluan yang panjang.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-04-19/ilmuwan-australia-temukan-spesies-baru-tikus-di-sulawesi-barat/1571448
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement