REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menurut World Economic Forum, jutaan warga Australia tidak memiliki akses internet. Karenanya Australia termasuk negara yang menduduki peringkat rendah dalam kategori kemampuan warga mendapatkan akses internet.
Dengan semakin banyak dari kita yang menggantungkan diri pada email dan bentuk komunikasi elektronik lainnya untuk menerima dokumen resmi atau tagihan seperti listrik, air dan gas, semakin banyak perusahaan yang mengenakan biaya bila ada permintaan agar dokumen itu dikirim lewat pos.
Pada Rabu (20/4) sebuah kampanye bertajuk Keep Me Posted diluncurkan di Gedung Parlemen Australia di Canberra. Kampanye mendesak perusahaan di Australia tidak mengenakan biaya tambahan bagi mereka yang meminta dokumen yang dicetak (hard copies).
Kelli Northwood, yang menjadi motor penggerak Keep Me Posted, mengatakan sekarang ini di Australia, mereka yang tidak memiliki akses internet adalah mereka yang berpenghasilan rendah atau lansia. Northwood mengatakan 57 persen rumah tangga di Australia yang memiliki penghasilan kurang dari 40 ribu dolar AS (sekitar Rp 400 juta) per tahun, tidak memiliki jaringan internet di rumah mereka.
"Dari sudut kemampuan, data dari World Economic Forum menempatkan Australia pada peringkat terendah dalam soal negara yang warganya memiliki kemampuan mendapatkan akses internet," kata Nortwood.
Northwood mengatakan biaya untuk mendapatkan dokumen cetak sebagian besar mempengaruh mereka yang miskin dan hal tersebut tidak adil. "Ini tindakan tidak bertanggung jawab, jadi kami menyerukan kepada perusahaan untuk menempatkan konsumen sebagai pihak pertama yang harus mendapat perhatian," katanya.
Northwood mengatakan mereka yang paling sedikit memiliki akses internet adalah warga miskin, lansia dan warga aborijin. Warga ini juga masih harus mendapatkan berbagai dokumen resmi atau tagihan dalam bentuk cetak sehingga mereka bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan, namun karenanya harus membayar biaya tambahan.
"Kami melihat ada perusahaan yang menerapkan biaya mulai dari 1,25, 1,75, 2,50, 3,20 dolar AS dan ini makin lama makin naik," kata Northwood.
Kampanye Keep Me Posted ini bermaksud mendorong perusahaan tidak lagi menerapkan biaya-biaya tersebut. Keep Me Posted mengatakan usaha serupa yang sudah dilakukan diantaranya di Kanada, Jerman dan Prancis sudah berbuah dengan perubahan peraturan yang melindungi konsumen sehingga tidak perlu membayar biaya tambahan untuk mendapatkan dokumen cetak.