REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Organisasi lingkungan hidup Greenpeace melaporkan pada Rabu (20/4), kualitas udara di Timur Cina terus meningkatkan di kuartal pertama.
Greenpeace Asia Timur melaporkan, analisis konsentrasi polutan udara kecil yang dikenal sebagai PM2.5 menyoroti efektivitas kebijakan pemerintah untuk membersihkan udara di wilayah populasi kunci di pesisir timur. Wilayah itu meliputi area di Beijing, Shanghai dan Guangdong.
Tapi Greenpace mengatakan polusi udara di wilayah tengah dan Barat siap memburuk saat investasi pembangkit batubara di daerah tersebut meningkat. Greenpeace mengatakan, lebih khusus lagi peraturan mengenai polusi udara dan emisi lebih longgar di kedua wilayah itu.
Pada Selasa (19/4), Departemen Perlindungan Lingkungan Cina merilis laporan terkait tren dalam kualitas udara selama kuartal pertama.
Partai Komunis berkuasa mengatakan dalam beberapa tahun terakhir mulai mengatasi masalah-masalah lingkungan. Mereka memfokuskan upaya mengatasi polusi udara di tiga besar pusat populasi di timur seperti Beijing, Hebei, Tianjin, delta Sungai Yangtze dan delta Sungai Pearl.
Kota-kota di bagian tengah dan barat didominasi daftar perkotaan dengan udara terburuk. Lima teratas kota dengan udara terburuk menurut Greenpeace, ada di wilayah barat jauh Xinjiang.