REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan mendorong kapal-kapal yang mengibarkan bendera mereka menembuh jalur barat laut melalui Laut Arktik, sebuah jalur yang terbuka karena adanya pemanasan global, untuk menghemat waktu perjalanan antara Samudera Atlantik dan Pasifik, kata media nasional, Rabu (20/4).
Cina semakin aktif di wilayah kutub. Cina menjadi salah satu investor pertambangan terbesar di Greenland dan menyepakati sebuah kesepakatan perdagangan bebas dengan Islandia. Pada 2013 lalu, Dewan Arktik mengakui kekuatan baru Cina dan India sebagai pengamat.
Jalur perjalanan pengiriman kapal melalui Laut Arktik akan menghemat waktu dan biaya para perusahaan Cina. Contohnya, perjalanan dari Shanghai ke Hamburg melalui jalur Arktik itu sepanjang 2.800 mil laut, lebih singkat daripada melalui Terusan Suez.
Lembaga Keamanan Maritim Cina pada bulan ini menerbitkan sebuah panduan setebal 356 halaman dalam bahasa Mandarin yang menjelaskan arahan jalur yang rinci dari pantai utara Amerika utara ke arah Pasifik utara. "Ketika jalur ini menjadi sering digunakan, itu akan mengubah pengiriman maritim global dan akan memiliki dampak yang mendalam terhadap perdagangan internasional, ekonomi dunia, aliran dana modal dan penggunaan sumber daya," ujar juru bicara kementerian Liu Pengfei.
Kapal-kapal Cina akan berlayar melalui Jalur Barat Laut "di masa depannya," Liu menambahkan tanpa memberikan informasi terkait jangka waktunya. Jalur itu juga akan berperan penting secara strategis bagi Cina, pejabat kementerian lain, Wu Yuxiao mengatakan kepada surat kabar yang sama.
"Banyak negara yang telah menyadari nilai finansial dan strategis dari jalur Laut Arktik. Cina juga memberikan perhatian yang sama besarnya," Wu mengatakan.
Dia mengarah kepada risiko yang ada, seperti kurangnya infrastruktur dan kemungkinan akan kerusakan yang ditimbulkan oleh es dan cuaca yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. "Saat es di lautan mencair dikarenakan adanya pemanasan global, navigasi di Arktik memiliki kemungkinan yang meningkat. Itulah mengapa kami memerlukan panduan untuk kapal-kapal dengan bendera Cina itu," dia menambahkan.
Baca: Kisah Keluarga Pengungsi Suriah yang Terusir dari Prancis