REPUBLIKA.CO.ID, BHUBANESWAR -- Pejabat pemerintah, Kamis (21/4) mengatakan, lebih dari 100 orang dikhawatirkan tewas di India akibat gelombang panas. Gelombang panas juga memaksa sekolah ditutup dan pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan dihentikan,
Sebenarnya bulan terpanas di India terjadi pada Mei dan Juni. Tetapi beberapa negara bagian telah mengalami suhu yang tercatat lebih dari 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit). Hal ini memaksa pihak berwenang untuk mengambil langkah-langkah darurat.
"Di negara bagian Telangana, 45 orang telah meninggal dunia akibat paparan suhu panas, dan 17 orang lainnya di Andhra Pradesh," kata para pejabat seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis.
Sementara itu 43 jiwa lainnya diyakini telah meninggal di negara bagian Odisha. Seorang pejabat di sana mengatakan, setiap kematian di wilayah itu sedang diselidiki.
Seorang direktur di Departemen Meteorologi India Y.K. Reddy mengatakan, Telangana telah mencatat suhu tertinggi di pada April setidaknya sejak 2006. Reddy menambahkan, ada kekhawatiran jumlah korban tewas di Telangana bisa meningkat. Departemennya telah mengeluarkan peringatan gelombang panas dan mengimbau orang-orang untuk tinggal di dalam rumah.
Pemerintah Odisha juga telah memerintahkan sekolah-sekolah untuk tetap tutup hingga 26 April dan melarang pekerjaan konstruksi selama waktu terpanas.
Gelombang panas juga mengakibatkan beberapa usaha kecil ditutup. "Saya menutup toko saya sebelum tengah hari karena terlalu panas. Anda tidak bisa tinggal di toko," kata Tulu Sahu, penjual kelontong kecil di Kota Bhubaneshwar di Odisha.
Baca juga, Gelombang Panas di India Telan Puluhan Nyawa.