Jumat 22 Apr 2016 02:12 WIB

Lawan Islamofobia, Mahasiswa Non-Muslim di Prancis Gelar 'Hijab Day'

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Winda Destiana Putri
Poster World Hijab Day dari Hijabers Community
Foto: dok HC
Poster World Hijab Day dari Hijabers Community

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Para mahasiswa di salah satu perguruan tinggi terkemuka di Paris menggelar ‘Hijab Day’ pada Rabu (20/4) lalu. Dalam aksi tersebut, mereka mengajak rekan-rekan mahasiswi di universitas itu untuk mengenakan jilbab selama satu hari penuh.

Hijab Day yang diadakan oleh para mahasiswa dari Institut Ilmu Politik Paris (Sciences Po) itu dikatakan sebagai bentuk keprihatinan mereka atas meningkatnya fenomena Islamofobia di Prancis belakangan ini.

“Jika Anda memang berpandangan bahwa semua wanita memiliki hak untuk mengenakan busana yang mereka inginkan, maka hormatilah pilihan mereka itu. Tidak ada alasan Anda melarang mereka mengenakan busana tertentu, termasuk hijab,” ungkap kelompok mahasiswa yang terlibat dalam aksi tersebut, lewat pernyataan resmi mereka, seperti dilansir dari World Bulletin, Kamis (21/4)

Para aktivis di kampus itu juga mendesak para perempuan untuk mengambil bagian dalam Hijab Day. Menurut mereka, hal itu bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa pandangan feminisme haruslah berlaku universal, bukan parsial.

“Jangan sampai di satu sisi Anda membolehkan wanita memakai rok mini, tapi di sisi lain malah melarang orang lain mengenakan kerudung. Feminisme semestinya independen tanpa membeda-bedakan kelas sosial, agama, dan ras mana pun,” ujar para mahasiswa Sciences Po lagi.

Konflik antarumat beragama di Prancis saat ini menjadi sorotan lantaran terus  meningkatnya Islamofobia di negeri itu. Bahkan, Perdana Menteri Manuel Valls pada awal bulan ini pernah melontarkan pernyataan kontroverisal dengan menuding jilbab sebagai lambang ‘perbudakan perempuan’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement