REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah membeli 32 ton heavy water (air berat) dari Iran. Air berat digunakan di beberapa reaktor nuklir Iran.
"Pembelian sebanyak 8,6 miliar dolar AS dirancang untuk membantu Iran memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir yang ditandatangani tahun lalu," kata pejabat dari Departemen Luar Negeri AS, Sabtu (23/4).
Para pejabat mengatakan air berat dapat digunakan untuk memproduksi plutonium kelas senjata. Rencananya air berat akan dujual kembali untuk tujuan penelitian. Namun langkah pemerintah AS, telah menimbulkan kritik dari Partai Republik AS.
"Konsesi belum pernah terjadi sebelumnya lain, dari terkemuka di dunia negara sponsor terorisme," kata seorang pembicara dari parlemen, Paul Ryan, dikutip BBC.
Rencananya, air berat pertama akan disimpan di Oak Ridge National Laboratory di Tennessee sebelum dijual kembali. Berdasarkan kesepakatan nuklir, Iran diperbolehkan menggunakan air berat untuk memodifikasi reaktor nuklir Arak. Namun Iran harus menjual kelebihan pasokan dari kedua pasokan air berat dan uranium yang telah diperkaya ke pasar internasional.
Namun dalam sebuah penyataan, Departemen Energi AS seharusnya tidak otomatis membeli air berat Iran di masa depan. Kata dia, itu adalah tanggung jawab Iran untuk menemukan cara dalam memenuhi komitmennya.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry berencana akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif. Pertemuan itu, untuk mebahas kekhawatiran Iran yang lega dengan sanksi di bawah kesepakatan, namun belum terwujud.