Sabtu 23 Apr 2016 04:55 WIB

Pembicaraan Damai Suriah Bermasalah

Rep: c21/ Red: Ani Nursalikah
Utusan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah Staffan de Mistura berbicara kepada wartawan usai negosiasi antara pemerintah Suriah dan oposisi di Jenewa, Switzerland, Jumat, 29 Januari 2016.
Foto: Martial Trezzini/Keystone via AP
Utusan khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah Staffan de Mistura berbicara kepada wartawan usai negosiasi antara pemerintah Suriah dan oposisi di Jenewa, Switzerland, Jumat, 29 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan khusus PBB untuk Suriah menyerukan untuk melakukan pertemuan darurat para menteri dari negara-negara besar dan regional, Jumat (22/4). Mereka datang untuk membantu mempertahankan gencatan senjata yang menipis karena pembicaraan damai bermasalah dalam upaya bantuan kemanusiaan.

"Ya, kita membutuhkan sebuah Kelompok Penyokong Internasional Suriah (ISSG) baru di tingkat menteri," kata seorang utusan Staffan de Mistura yang mengacu pada ISSG, Sabtu (24/4).

De Mistura mengatakan pembicaraan politik terhenti untuk masa depan Suriah. Perjanjian gencatan senjata dan pengiriman bantuan kemanusiaan masih terbatas di dalam tiga kaki dari sebuah meja.

"Tingkat bahaya ke meja terbuat dari tiga kaki, dan meja dari tiga kaki selalu rapuh dengan definisi. (Berarti bantuan itu) sangat diperlukan," kata dia.

Utusan khusus PBB berencana melanjutkan pembicaraan damai pada pekan depan, namun kemungkinan pada Rabu (27/4). Negara-negara yang tergabung dalam ISSG antara lain, Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, Iran, Turki dan negara-negara Arab.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement