Ahad 24 Apr 2016 08:15 WIB

Masih 130 orang Warga Ekudor Hilang Pascagempa

Warga berdiri atas runtuhan bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di Manta, Ekuador, Sabtu (16/4).
Foto: Reuters/Patricio Ramos
Warga berdiri atas runtuhan bangunan akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di Manta, Ekuador, Sabtu (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Korban tewas akibat gempa dahsyat berkekuatan 7,8 pada skala Richter di Ekuador pada pekan lalu meningkat menjadi 646 orang. Presiden Rafael Correa dalam siaran televisi pada Sabtu (24/4) menyebutkan ini adalah mala[etaka terburuk dalam hampir tujuh dasawarsa. Selain ratusaan korban meninggal dunia, bencana ini juga melukai sekitar 12.500 orang. Sebanyak 130 orang masih dinyatakan hilang di sepanjang pantai Pasifik negara itu.

"Ini hari menyedihkan bagi tanah air. Negara ini dalam bencana," kata Correa, yang tampak terguncang, dalam siaran televisi berkalanya itu. 

Beberapa guncangan kuat dan lebih dari 700 gempa susulan terus menggoyang negara itu sejak gempa besar tersebut. Hal ini memicu panik sesaat tapi menambah sedikit kerusakan. Guncangan diperkirakan berlanjut beberapa pekan.

Dengan hampir 7.000 bangunan hancur, lebih dari 26 ribu orang tinggal di tempat penampungan. Sekitar 14 ribu petugas keamanan menjaga ketertiban di wilayah gempa, dengan hanya beberapa penjarahan terjadi.

(Baca Juga: Korban Tewas Akibat Gempa Ekuador Jadi 646 Jiwa)

Penyintas di daerah gempa menerima makanan, air dan obat dari pemerintah serta sejumlah pekerja bantuan asing. Corra menyatakan, rusaknya fasilitas jalan memperburuk kondisi dan menunda bantuan mencapai sejulah warga yang membutuhkan. 

Pemerintahan Correa, kini menghadapi pembangunan kembali besar-besaran pada waktu negara OPEC itu sangat kekurangan pendapatan dari minyak. Dia mengatakan akan sementara meningkatkan beberapa pajak, menawarkan harta untuk dijual dan mungkin menerbitkan surat utang di luar negeri untuk mendanai pembangunan kemballi.

Kongres dijadwalkan mulai membahas usul pajak pada Selasa (26/4). Correa memperkirakan kerusakan senilai dua hingga tiga miliar dolar. Pendapatan rendah dari minyak membuat negara berpenduduk 16 juta orang itu menghadapi pertumbuhan mendekati nol dan penurunan penanaman modal.

Perhimpunan perbankan swasta negara itu pada Sabtu menyatakan anggotanya akan menunda pembayaran kartu kredit, pinjaman dan hipotek untuk nasabah di daerah gempa selama tiga bulan untuk membantu upaya pembangunan kembali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement