Selasa 26 Apr 2016 08:20 WIB

Pianis Muda Indonesia Harumkan Nama Bangsa di Opera House Sydney

Kiri: Michelle (tengah) setelah memukau penonton Opera House Sydney. Kanan: Michelle dengan piano yang menemani penampilannya di Utzon Room, Opera House Sydney.
Foto: KJRI Sydney
Kiri: Michelle (tengah) setelah memukau penonton Opera House Sydney. Kanan: Michelle dengan piano yang menemani penampilannya di Utzon Room, Opera House Sydney.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Michelle Wijaya  boleh saja baru berusia 14 tahun tapi ia telah membawa nama Indonesia di kancah musik klasik internasional dan memukau penonton di Opera House Sydney, Kamis (22/4. Gadis muda ini mantap berkarir sebagai pianis untuk menyambut masa depannya nanti.

Banyak musisi bermimpi untuk bisa tampil di panggung internasional. Tapi tak semua bisa mewujudkannya, dan usia muda terbukti bukan halangan untuk menggapainya.

Memainkan karya-karya klasik GF Handell, Mozart, Beethoven dan Schubert, gadis muda ini tampil percaya diri. Apalagi ketika ia memainkan karya Jaya Suprana yang berjudul Gethuk –dengan berbagai variasi nada -di penghujung pertunjukan, Michelle memukau para penonton yang hadir sehingga mereka memberi standing ovation atau tepuk tangan sambil berdiri.

“Penampilan Michelle mendapat sambutan luar biasa dari publik Australia di Sydney. Penampilan Michelle di sini ini penting bagi penguatan hubungan orang per orang Indonesia – Australia,” ujar Konjen RI di Sydney, Yayan GH Mulyana.

Kedatangan Michelle ke Sydney terlaksana berkat tangan Jaya Suprana, yang menjadi pembimbingnya sejak 2014.

“Kami les-kan dia di Jaya Suprana Music School and performing Arts di Jakarta Utara, sejak 2012. Sejak terpilih sebagai murid master class dibawah bimbingan langsung pak Jaya di 2014, Michelle menunjukkan prestasi yang cukup pesat dan lebih percaya diri,” ujar Phillip Santoso, Ayah Michelle, melalui email kepada Australia Plus.

Hal senada juga diutarakan sang pianis muda sendiri. “Sejak konser/resital saya yang pertama di Jaya Suprana Music School and Performing Art di tahun 2015, pak Jaya Suprana  sudah merencanakan untuk tampil di Sydney Opera House sekitar April 2016. Dengan tekun saya mengikuti arahan dan bimbingan beliau.”

Ia lalu membagikan tips, “Semua pengalaman teknis maupun nonteknis berupa motivasi dan arahan mental dari pak Jaya Suprana membuat saya lebih rajin serta disiplin diri untuk latihan 2-3 jam per hari. Sehingga saya bisa tampil lebih percaya diri di Opera House Sydney.”

“Selain itu saya juga ikut master class dengan Prof Rainer Maria Claas di Jerman pada Januari 2016,” ungkap gadis yang bercita-cita ingin kuliah jurusan musik klasik di Eropa ini.

Bagi Michelle, bermain musik adalah sarana untuk menghibur dan membuat orang senang, bukan tentang unjuk bakat apalagi mengejar perfeksionisme.

“Kita sebagai penampil harus menikmati musik kita sendiri, dan dengan itu penonton akan menikmati juga. Konsep-konsep itu sangat meneguhkan tujuan saya untuk bermain piano, dan menekuninya. Saya pernah mencoba belajar violin dan flute sebagai selingan, tetapi masih saja saya lebih tertarik memilih bermain piano,” ujarnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-04-26/pianis-muda-indonesia-harumkan-nama-bangsa-di-opera-house-sydney/1573632
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement