Selasa 26 Apr 2016 13:50 WIB

Jepang Minta Australia Jelaskan Alasan Tolak Penawaran Kapal Selam

Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani
Foto: Reuters/Toru Hanai
Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Jepang menghendaki Australia memberi penjelasan mengenai alasan keputusannya tidak memilih kapal selam rancangan Jepang melainkan memilih buatan Prancis.

"Keputusan tersebut sangat disesalkan. Kami akan meminta Australia menjelaskan alasan mereka tidak memilih rancangan kami," kata Menteri Pertahanan Jepang Gen Nakatani.

Australia secara resmi memberi tahu Jepang atas keputusannya itu pada Senin (25/4), dengan menjelaskan  rancangan Prancis merupakan yang terbaik untuk memenuji kebutuhan yang khas, kata Nakatani. Prancis mengalahkan Jepang dan Jerman untuk proyek bernilai 40 miliar dolar AS guna membangun 12 armada kapal selam bagi Australia, yang merupakan salah satu kontrak pertahanan yang paling menguntungkan, seperti diumumkan oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Selasa (26/4).

Negara pemenang, memiliki kontraktor kelautan, kelompok DCNS yang membuat rasa percaya diri industri pertahanan Prancis, dan menghempaskan usaha PM Jepang Shinzo Abe yang mendorong ekspor industri pertahanan sebagai bagian dari rencana membuat bidang keamanan semakin berotot.

Reuters sebelumnya melaporkan DCNS akan dinyatakan sebagai pemenang dengan mengutip sumber-sumber yang mengetahui proses tersebut.

"Rekomendasi atas persaingan dalam proses penilaian dilakukan oleh Kementerian Pertahanan dan para ahli, yang tanpa ragu-ragu memandang penawaran Prancis merupakan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan khusus dari Australia," kata PM Turnbull kepada wartawan di ibu kota Australia Selatan, Adelaide, tempat kapal-kapal selam itu akan dibuat.

Australia berapi-api melakukan belanja pertahanan untuk melindungi kepentingan strategis dan perdagangan di Asia-Pasifik, sehubungan dengan upaya Amerika Serikat beserta sekutunya untuk menggapai kekuatan Cina yang sedang naik.

Industri berat Mitsubishi dan Kawasaki dari Jepang, sebelumnya menjadi pesaing terdepan untuk mendapat kontrak tersebut, namun ketiadaan pengalaman dalam pertrahanan global dari Jepang serta sikap yang enggan untuk membangun kapal tersebut di Australua membuat DCNS dan ThyssenKrupp AG dari Jerman lebih mengemuka.

Kedua penawar kontrak yang kalah itu menyatakan kecewa atas keputusan tersebut tetapi tetap memberikan komitmennya pada Australia.

"Thyssenkrupp akan selalu bersedia untuk memberikan sumbangsihnya bagi kemampuan kelautan Australia," kata Hans Atzpodien, pemimpin Sistem Kelautan Thyssenkrupp.

Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani menggambarkan keputusan tersebut sebagai "sangat disesalkan".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement