Rabu 27 Apr 2016 10:47 WIB

Lindungi Diri dari Transgender, Pengacara Ini Berjanji Bawa Pistol

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pengacara konservatif North Carolina, AS Anita Staver berjanji membawa pistol ketika dia mengunjungi kamar mandi umum untuk lindungi dir dari transgender.
Foto: Anita Staver/Facebook
Seorang pengacara konservatif North Carolina, AS Anita Staver berjanji membawa pistol ketika dia mengunjungi kamar mandi umum untuk lindungi dir dari transgender.

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Seorang pengacara konservatif North Carolina, AS berjanji membawa pistol ketika dia mengunjungi kamar mandi umum. Tindakan ini dilakukan dalam menanggapi keputusan pusat perbelanjaan Target yang memungkinkan transgender memilih kamar mandi sesuai jenis kelamin mereka.

Anita Staver adalah seorang pengacara dan anggota organisasi Liberty Counsel yang juga disebut sebagai kelompok kebencian oleh Law Center Southern Poverty (SPLC) yang khawatir terhadap orang-orang LGBT.

Staver, bersama dengan banyak orang lain telah menggunakan tagar #BoycottTarget untuk memprotes keputusan toko. Tidak seperti banyak orang lain, dia juga memutuskan menggabungkan tradisi senjata api di Amerika dalam kampanye pribadinya.

"Saya menginginkan perlindungan dari penumpang yang akan menggunakan hukum untuk mendapatkan akses ke perempuan," katanya di akun Twitter dilansir dari The Guardian, Selasa (26/4).

Dia mengatakan, kebijakan kamar mandi akan memungkinkan orang mengklaim mereka adalah perempuan ketika tujuan sebenarnya adalah untuk menyerang perempuan. "Membawa pistol ke toilet akan merupakan pertahanan diri, bukan agresi," kata Staver.

Target membuat pengumuman pada 19 April yang menjelaskan posisinya terhadap orang-orang transgender. "Kami menyambut anggota dan tamu transgender untuk menggunakan toilet atau fasilitas kamar pas sesuai dengan identitas gender mereka," ujar toko.

Sebuah petisi memboikot Target diluncurkan American Family Association (AFA), kelompok lain yang tidak menyukai SPLC. Petisi tersebut sejauh ini telah menerima lebih dari 600 ribu tanda tangan dari orang-orang yang telah berjanji menghindari toko Target.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement