Kamis 28 Apr 2016 12:26 WIB

Cina tak akan Biarkan Perang Terjadi di Semenanjung Korea

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Xi Jinping
Foto: EPA/Diego Azubel
Xi Jinping

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Langkah Korea Utara (Korut) mengembangkan kemampuan senjata nuklir yang melanggar resolusi PBB, telah membuat marah Cina sebagai sekutu mereka. Presiden Xi Jinping mengatakan pada Kamis (27/4), tak akan membiarkan kekacauan dan perang terjadi di Semenanjung Korea.

Korut telah melakukan uji coba nuklir keempatnya pada Januari, dan diikuti tes rudal pada Februari. Negara tersebut juga berharap akan kembali melakukan uji nuklir sebelum kongres partai berkuasa pada 6 Mei.

Hal tersebut membuat marah Cina. Meski merupakan sekutu tunggal Korut, Cina tak menyetujui pengembangan senjata nuklir dan mendukung sanksi baru PBB yang diberlakukan bulan lalu.

"Sebagai negara tetangga dekat semenanjung, kami benar-benar tak akan mengizinkan perang atau kekacauan di semenanjung itu. Situasi ini tak akan menguntungkan siapa pun," kata Xi dalam pidatonya di Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia.

Cina telah lama menyerukan Semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir. Ia mendesak semua pihak menahan diri dan kembali ke meja perundingan. Xi juga mengatakan kepada peserta konferensi, Cina akan menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan.

Hingga saat ini, hampir 30 ribu pasukan Amerika Serikat masih bermarkas di Korea Selatan (Korsel). Korut dan Korsel secara teknis masih dalam perang setelah konflik 1950 hingga 1953 berakhir dengan gencatan senjata.

Sementara berjanji untuk menjaga stabilisasi dan perdamaian di Laut Cina Selatan, Cina juga masih menjaga 'kedaulatannya' di sana. Cina mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan yang kaya minyak dan gas bumi tersebut. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim bagian dari perairan, di mana sekitar lima triliun dolar perdagangan melalui jalur itu setiap tahun.

Menyoal Laut Cina Selatan, dilansir South China Morning Post, Xi mengatakan sengketa teritorial itu harus diselesaikan dengan jalan negosiasi antara negara-negara yang terlibat. "Kami mendesak kita harus damai menyelesaikan sengketa melalui konsultasi dan negosiasi dengan pihak lain yang terlibat secara langsung," katanya.

Baca: Pasukan Somalia Rebut Daerah Baru Al-Shabaab

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement