REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi dalam sebuah kunjungan tak diumumkan luas di Baghdad dan Erbil, Kamis (28/4). Biden ingin menunjukan dukungan bagi pemerintah Irak dalam memerangi ISIS di tengah krisis ekonomi dan politik.
Ini adalah kunjungan pertama Biden ke Irak sebagai orang penting Gedung Putih. Ia menjadi pejabat level tinggi AS ketiga yang mengunjungi Irak dalam bulan ini. Kunjungan ini sebenarnya telah direncanakan sejak beberapa bulan lalu namun tidak diumumkan.
"Ini adalah indikasi bagus AS terus mendukung upaya PM Abadi mempersatukan Irak dalam menghadapi ISIS," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Seorang pejabat mengatakan Biden punya hubungan dekat dengan para pemimpin Irak dan berbicara pada mereka setiap 10 hari. Namun tetap pertemuan langsung akan lebih baik.
Biden yang sebelum 2009 menjabat senator AS itu telah mengunjungi Irak sebanyak hampir 30 kali selama karir politik. Kunjungan pertama sejak penarikan pasukan AS pada 2011 itu akan jadi kesempatan bagi Biden.
"Ini nyata, serius dan berkomitmen," kata Biden pada reporter.
Pada hari pertama, Biden akan bertemu dengan Abadi dan Ketua Parlemen Salim al-Jabouri untuk mendiskusikan perkembangan pertempuran lawan ISIS, termasuk rencana merebut Mosul.
Setelah itu, Biden akan terbang ke Erbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi. Ia akan makan malam dengan presiden wilayah Kurdi, Massoud Barzani untuk mendiskusikan operasi Mosul yang perlu peran penting pasukan peshmerga Kurdi.
Pasukan ini telah menjadi sekutu penting AS dalam memerangi ISIS. Tujuan utama AS adalah untuk menolong Irak dan pasukan Kurdi mengambil alih Mosul pada akhir tahun. AS telah mengerahkan lagi ratusan ribu pasukan ke Irak.
Baca: Saking Rendahnya, Jembatan Kuno Ini Telah Dihantam Ratusan Kali