Ahad 01 May 2016 21:36 WIB

RS Queensland Perkenalkan Obat Bius Semprot Bagi Pasien Anak

 Jeremy Furyk mengatakan riset ini berpotensi mengubah pengelolaan pasien di seluruh UGD di Australia.
Foto: abc
Jeremy Furyk mengatakan riset ini berpotensi mengubah pengelolaan pasien di seluruh UGD di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Dokter di Queensland tengah menguji coba cara baru untuk memberikan obat pembunuh rasa sakit bagi anak-anak yang ddilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) karena mengalami patah tulang.

Jika biasanya pasien anak yang mengalami patah tulang diberikan obat penghilang nyeri dalam bentuk suntikan, saat ini dokter tengah menguji coba metode pemberian obat tersebut dalam bentuk semprotan di hidung atau nasal spray.
 
Selama 12 bulan mendatang, 600 pasien anak di Rumah SakitBundaberg and Hervey Bay di Townsville akan diberikan obat penenang Ketamine dengan cara disemprotkan ke hidung bukan lagi di suntik jarum.
 
Direktur Penelitian dan Spesialis UGD di RS Townsville, Jeremy Furyk mengatakan ini akan menjadi uji coba terbesar yang pernah dilakukan di Townsville. Tujuan uji coba ini adalah membantu pasien anak-anak ini meninggalkan UGD tanpa suntikan jarum sama sekali.
 
"Ketamine adalah obat pembunuh rasa sakit dan agen anestesi. Umumnya obat penenang atau pembius ini diberikan dengan cara disuntikan agar anak-anak tidak menyadari apa yang kita lakukan pada luka patah tulang yang mereka alami," kata Dr Furyk.
 
"Jadi ketika mereka membutuhkan prosedur, seperti meluruskan lengan yang patah, maka kita biasa memberikan pasien anak beberapa ketamin dan mereka pada dasarnya akan tertidur dan kemudian kita bisa melakukan prosedur. Saat ini, kami melakukan pemberian obat bius ini baik melalui infus maupun suntikan di kaki. Kami akan menyelidiki apakah kita bisa menyemprotkan Ketamine di hidung dan melihat apakah prosedur ini bisa efektif," katanya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-05-01/rs-queensland-perkenalkan-obat-bius-semprot-bagi-pasien-anak-di-ugd/1575692
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement