REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Pihak-pihak internasional berusaha menghentikan gelombang penyerangan terbaru di Suriah, khususnya Aleppo dan sekitarnya. Pada Ahad (1/5), Rusia mengatakan sedang berusaha menghentikan pertempuran di Kota Aleppo.
Rusia bernegosiasi dengan pemerintah Suriah setelah didesak komunitas internasional. "Saat ini negosiasi terus berjalan untuk menenangkan rezim di provinsi Aleppo," kata Letnan Jenderal Sergei Kuralenko pada kantor berita Rusia.
Pada Sabtu, Rusia mengatakan tidak akan mendesak Presiden Bashar al-Assad untuk menghentikan serangan udara. Rusia menilai aksi tersebut adalah upaya pemerintah untuk merebut kembali Aleppo.
Namun setelah didesak pihak internasional, Rusia mulai melakukan upaya mediasi. Pembicaraan damai dan gencatan senjata telah runtuh. Amerika Serikat berharap pertemuan yang dimediasi PBB akan berdampak signifikan pada perang.
Pada Ahad pagi, sumber di Aleppo mengatakan pada Aljazirah pasukan pemerintah menjatuhkan bom barel di Hritan, Kafr Dael, Bab al-Haded dan Kastelo. Sebagian besar pertempuran berpusat di pinggir kota yang bermaksud memotong rute ke area yang dikuasai pemberontak.
Komite Internasional Palang Merah mengatakan empat fasilitas medis terkena sasaran. Hal ini menambah kisruh karena fasilitas kesehatan di sana sudah sangat minim. "Hanya ada 70-80 dokter di Aleppo. Jumlah sesedikit itu harus berjuang dengan segala trauma," kata Sam Taylor dari Dokter Tanpa Batas (MSF).
Baca: Sejarah Hari Ini: Badai Pasir di Mesir Tewaskan 12 Orang