Senin 02 May 2016 10:35 WIB

Komunitas Internasional Upayakan Gencatan Senjata Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
   Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Pemandangan kota yang hancur, penuh dengan puing-puing yang berserakan akibat perang saudara di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Amerika Serikat mencoba menghentikan perang di Suriah dengan upaya diplomasi. Pada Ahad (1/5), Menteri Luar Negeri AS, John Kerry tiba di Jenewa untuk pertemuan soal pembicaraan damai Suriah.

Kerry berharap bisa membuat perkembangan dalam pembicaraan dua hari ini. Ia juga berharap pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Suriah dapat terus dilakukan.

"Harapannya kita bisa membuat kemajuan," kata dia pada permulaan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yordania, Nasser Judeh. Kerry juga menyinggung peran Rusia untuk mempengaruhi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Baca: Rusia Desak Suriah Hentikan Operasi Militer

"Di waktu-waktu kritis ini, kami berharap pada kerja sama Rusia, kami berharap rezim mendengarkan dan merespons Rusia," kata Kerry.

Kedatangannya ke Jenewa bermula dari seruan Wakil PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura. De Mistura menyeru AS dan Rusia membantu mengakhiri konflik. Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS-Rusia pada 27 Februari untuk bagian barat telah runtuh.

Kerry menegaskan gencatan senjata perlu dilakukan lagi di seluruh Suriah. Ia akan bertemu Menlu Saudi Adel al-Jubeir dan de Mistura pada Senin untuk mengupayakannya.  Gencatan senjata perlu untuk melancarkan pembicaraan damai dan pengiriman bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil.

"Ini adalah paket komplit, menghentikan perseteruan, negosiasi dan akses kemanusiaan," kata Judeh.

 

Baca: Kiper Australia Tewas Tersambar Petir di Malaysia

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement