Senin 02 May 2016 16:00 WIB

Menlu Retno: 10 WNI dalam Keadaan Baik

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi memberikan pernyataan pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, (29/3).
Foto: Antara/Suwandy
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi memberikan pernyataan pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi memastikan kondisi ke-10 sandera yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf dalam keadaan selamat. Mereka tiba di Indonesia Ahad (1/5) malam.

Sebelum diserahkan kembali kepada pihak keluarga siang ini, tes kesehatan dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Jakarta.

"Pihak RSPAD telah menyatakan mereka dalam kondisi baik," ujar Retno dalam acara serah terima di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Senin (2/4).

Ia mengatakan, operasi pembebasan yang dipimpin pemerintah Indoensia ini melalui proses yang sangat panjang. Situasi dinamis dan komplikasi di lapangan membuat penyelamatan berlangsung lama. Namun, kerja sama yang terjalin dengan banyak pihak termasuk pemerintah Filipina membuat penyelamatan ke-10 ABK terjadi.

Baca: Pembebasan Sandera Dilakukan di Depan Kediaman Gubernur Sulu

 

"Kami membuka semua simpul komunikasi karena kami paham, satu simpul tidaklah memadai untuk operasi sebesar ini," kata Retno.

Sejak 28 Maret, pemerintah Indonesia mulai bekerja mengupayakan keselamatan para sandera. Retno pun melakukan pertemuan dengan Presiden Filipina beserta jajarannya pada 1 April. Dalam kunjungan tersebut, selain menjalin komunikasi dengan pemerintah Filipina, Retno juga mempertebal dan menjaring koordinasi dengan banyak pihak lainnya.

"Selain kerja sama dengan pihak luar negeri, di dalam negeri, koordinasi juga dilakukan," lanjut dia. Diakuinya, sempat ada tawaran dan kesiapan untuk membantu 10 ABK yang datang dari berbagai pihak.

Strategi yang diterapkan dalam pembebasan ke-10 sandera adalah diplomasi total, yakni diplomasi yang dipimpin oleh pemerintah namun melibatkan semua unsur anak bangsa.

Selain memastikan keselamatan mereka, Retno juga telah berkomunikasi dengan wakil pemilik perusahaan tempat 10 ABK bekerja, PT Patria Maritime Line untuk memastikan hak-hak mereka dipenuhi perusahaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement